MANADO – Penjualan Pertamax di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan tajam yakni hingga 50 persen sejak bahan bakar minyak non subsidi tersebut mengalami kenaikan harga menjadi Rp11.250 per liter pada pertengahan April 2012.
“Saat ini penjualan pertamax hanya berkisar 5 kiloliter (Kl) per hari, padahal sebelumnya masih mencapai 10 Kl setiap harinya,” kata Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado, Irwansyah, Kamis (19/4).
Irwansyah mengatakan, konsumen yang tadinya sudah menjadi pelanggan pertamax, mulai beralih gunakan premium bersubsidi karena margin semakin membesar.
“Harga premium bersubsidi hanya Rp4.500 per liter, sementara pertamax Rp11.250 atau hampir tiga kali lipat, ini jelas memberatkan konsumen,” kata Irwansyah.
Yang tersisa saat ini, kata Irwansyah, hanya para pelanggan setia, kebanyakan pengendara sepeda motor yang mengutamakan kualitas, mereka tidak terlalu mempersoalkan masalah harga.
“Berharap pelanggan setia pertamax terus bertahan gunakan pertamax, karena bahan bakar minyak tersebut punya kandungan oktan mencapai 92 persen, lebih tinggi ketimbang premium hanya berkisar 88 persen,” kata Irwansyah.
Guna mendorong pengguna pertamax semakin banyak, kata Irwansyah maka pihaknya melakukan beberapa strategi yang sasarannya mendorong pasar bertambah.
“Beberapa waktu lalu, Pertamina telah bekerja sama dengan beberapa sekolah, tujuannya melalui para siswa dan jajarang persekolahan, mereka dapat menjelaskan kelebihan gunakan pertamax ketimbang premium,” kata Irwansyah.(niel)