Manado, BeritaManado.com — Bank Indonesia mengapresiasi berbagai capaian yang telah dilakukan Sulut selama tahun 2023.
Apalagi, hal hal tersebut sebagai bukti nyata upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga stabilitas harga.
Berbagai capaian yang dimaksud yaitu, nominasi I untuk TPID award tingkat provinsi wilayah Sulawesi, pemenang TPID Kota/Kabupaten berprestasi wilayah Sulawesi untuk Kabupaten Minahasa, penerima insentif fiskal periode pertama untuk Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Selatan serta penerima insentif fiskal periode ketiga untuk Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kabupaten Minahasa Utara.
Namun, di tengah kabar baik tersebut, tetap diperlukan kewaspadaan melalui evaluasi serta penyusunan rencana program pengendalian inflasi ke depan.
“Untuk Sulawesi Utara, terdapat beberapa upside risk, diantaranya kenaikan harga pakan ternak ayam, penurunan pasokan bawang merah, mobilitas distribusi di tengah cuaca buruk, serta puncak HBKN pada saat Paskah dan Idul Fitri,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Andry Prasmuko, Rabu (31/1/2023) disela pelaksanaan Capacity Building dan Rakor TPID se-Sulut di Kantor BI.
Andry pun menekankan, urgensi Capacity Building yaitu sebagai upaya mitigasi risiko tersebut sehingga TPID Sulut memerlukan penguatan program pengendalian inflasi.
Baik melalui program dalam menjaga ketersediaan pasokan, mendorong kelancaran distribusi, keterjangkauan harga untuk masyarakat, serta melakukan komunikasi bijak berbelanja.
Selain penguatan program, diperlukan juga evaluasi atas program pengendalian inflasi
sebelumnya di tahun 2023.
Capacity Building diharapkan dapat memberikan manfaat serta dalam proses pelaksanaannya bisa membuka ruang diskusi sehingga para stakeholder dapat menyusun laporan TPID yang baik serta dapat menjadi salah satu masukan dalam implementasi program-program pengendalian inflasi unggulan daerah.
“Besar harapan kami, agar capacity building dan rapat koordinasi (Rakor) TPID se-Sulawesi Utara ini dapat menjadi medium kontribusi kita bersama untuk menjaga kestabilan harga di Sulut seraya mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Andry.
(***/srisurya)