Bitung – Praktek Korupsi Kolusi dan Nepotismen (KKN) rupanya mulai merambah dunia pendidikan Kota Bitung. Terutama ketika tahun ajaran baru, dimana sekolah melakukan penerimaan siswa baru dan penaikan kelas, praktek KKN menurut Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bitung, Edwin Tumurang sangat rentan terjadi.
“Ini sudah banyak bukti, seperti permintaan partisipasi kepada orang tua siswa ketika mengambil rapor, hingga permintaan sejumlah uang untuk menggolkan seorang anak di sekolah favorit,” kata Tumurang, Minggu (30/6).
Masalah koneksi dan kekeluargaan menurutnya, juga menjadi hal yang lumrah dalam penerimaan siswa baru. Kendati sejumlah sekolah melakukan tes masuk, namun itu menurutnya hanya formalitas saja bagi calon siswa yang memiliki koneksi di sekolah tertentu.
“Praktek KKN paling rentan terjadi di sekolah-sekolah favorit, kendati pihak sekolah menerapkan standar tinggi untuk bisa masuk ke sekolah tersebut namun sistim koneksi, uang dan kekeluargaan bisa memuluskan siswa yang kemampuannya pas-pasan,” katanya.
Tumurang berharap, pihak sekolah dan pemerintah bisa bertindak tegas dalam memerangi praktek KKN. Terutama orang tua yang harus tahu persis kemampuan anaknya dan tidak memaksakan untuk masuk ke sekolah tententu dengan menggnunakan cara KKN.
“Himbauan dari pemerintah sudah jelas, yakni melarang praktek-praktek KKN dalam penerimaan siswa baru dan penaikan kelas. Namun sayang itu tidak diiringi dengan pengawasan dan penindakan kendati sejumlah media massa mempublikasikan soal praktek tersebut,” katanya.(enk)