
Pineleng – Setelah menjalani masa pembinaan selama lebih dari 10 bulan di komunitas Pra Novisiat “Tumou-tou” Pineleng, Sabtu (15/6) kemarin 26 frater menyatakan dan mempertegas komitmen untuk menyarahkan diri kepada Tuhan secara lebih mendalam melalui upacara penerimaan jubah rohani. Misa dipersembahkan oleh YM Uskup Manado Mgr. Josef Suwatan MSC. Sedangkan upacara penerimaan jubah rohani dipimpin oleh Pemimpin Komunitas Pra Novisiat MSC Pineleng, Pastor Petrus Suroto, MSC. Misa dan upacara diadakan di Kapela Skolastikat MSC Pineleng.
Menurut Uskup Manado Mgr Josef Suwatan MSC, jubah rohani yang dibuat itu bukan sekedar pakaian. Lebih dari pada itu Suwatan menegaskan bahwa apa yang dikenalan itu adalah jubah rohani yang mengungkapkan identitas dari orang yang memakainya. Karena itu, mereka yang mengenakan jubah tersebut hendaknya menjadi orang yang sungguh – sungguh jatuh cinta pada Yesus. Apa yang disampaikan oleh Suwatan merupakan kutiban dari kata – kata Paus Fransiskus saat masih mnejabat sebagai uskup di Boines Aires Argentina.
Upacara penerimaan jubah rohani itu sendiri merupakan puncak pembinaan di Komunitas Pra Novisiat MSC Pineleng. Setelah menerima jubah rohani, para frater akan melanjutkan pembinaan di Novisiat MSC yang berada di Karanganyar Kabupaten Kebumen Jawa Tengah selama satu tahun. Pada akhir masa novisiat itu mereka nanti akan mengikrarkan kaul untuk pertama kalinya dalam tarekat MSC yang menandai bahwa mereka secara resmi telah menjadi biarawan MSC.
Pada awal tahun pembinaan, tercatat ada 31 frater yang memulaikan tahun pembinaan di komunitas Pranovisiat. Pranovisiat sendiri merupakan awal dari jenjang pembinaan calon imam menuju imamat. Dalam perjalanan waktu ada 5 frater yang memutuskan untuk memilih jalan panggilan lain. Karena itu, senantiasa diharapkan dukungan pelbagai pihak agar mereka tetap bertekun dalam masa pembinaan mereka selanjutnya.
“Kalau kita ingin memberi banyak, maka kita harus belajar banyak, melatih banyak dan berdoa banyak. Semua hal itu akan melatih seseorang untuk memiliki kekayaan rohani di dalam diri. Jika seseorang kaya rohani, dia juga harus mempunya keinginan dan semangat untuk berbagi. Artinya dari apa yang dimiliki seseorang, dia harus punya semangat diakonia kepada sesama,” demikian pesan dan harapan Pemimpin Komunitas Pastor Suroto dalam sambutannya.(ang)