SIAU — Sukses pelaksanaan Musda PG Sitaro dengan terpilihnya Drs Piet Hein Kuera sebagai ketua dan Juddy A Saerang SH (sekretaris) ternyata berbias di masyarakat. Pasalnya, kabinet PG Sitaro kali ini lebih didominasi tokoh gereja alias pendeta. “Tak masalah kalau memang ada pendeta yang masuk Golkar, namun tugas dia sebagai ketua jemaat harus dilepas. Atau paling tidak dia bisa memilih antara pelayanan atau politik,” ujar sejumlah warga
yang meminta nama jangan ditulis.
Menanggapi kritikan ini, Juddy Saerang SH mengatakan terima kasih kalau masyarakat peduli dengan pengurus Golkar sekarang. Kritikan tadi patut dihargai sebagai kecintaan terhadap partai. “Namun perlu saya jelaskan banyaknya pendeta yang masuk kabinet ‘kuning’ karena keinginan mereka sendiri. Mereka rata-rata menawarkan diri untuk bergabung dan berjuang bersama PG Sitaro, dan itu sah-sah saja,” jelas alumnus Fakultas Hukum Unsrat ini.
Tak ada yang harus ditakuti jika pendeta masuk partai politik. Sebab, partai politik bisa jadi ladang pelayanan. “Tidak sedikit tokoh gereja yang bergabung di partai dan tidak ada masalah. Mungkin karena di Sitaro daerah baru, jadi ada ketakutan bagi elit partai lainnya,” umbar seorang pendeta yang masuk PG Sitaro.(nadine)