Bitung – Pemkot dinilai sangat lamban dalam menangani masalah bencana alam seperti lonsor. Padahal sejumlah wilayah pemukiman di Kota Bitung dianggap rawan bencana longsor seperti di Kelurahan Makawidey dan Tandurusa.
“Pemkot setiap terjadi bencana hanya datang mengambil gambar tapi tidak ada tindakan untuk melakukan perbaikan,” kata sejumlah warga di Kelurahan Makawidey dan Tandurusa, Rabu (23/1) ketika Victor Tatanude dan Boy Gumolung menggelar reses.
Warga sendiri berharap ada tindakan nyata dari Pemkot, jangan hanya datang meninjau kemudian tidak ditindaklanjuti. “Saat ini musim penghujan, setiap hari kami tidak tenang karena selalu was-was jangan sampai menjadi korban,” kata warga.
Menanggapi pernyataan warga, Tatanude yang menggelar reses di aula SMK Negeri 5 Kota Bitung di Aertembaga Dua mengaku prihatin. “Dana bencana setahu kami ada posnya dan anggarannya sangat besar, belum lagi dana tak terduga. Jadi tidak ada alasan jika Pemkot mengaku tidak ada anggaran,” kata Tatanude.
Bahkan menurut Tatanude, dalam menangani bencana, aturan memungkinkan untuk menggunakan anggaran tak terduga. Karena memang anggaran tersebut disiapkan untuk masalah darurat seperti bencana dan kerusuhan.
Sementara itu, Gumolung yang menggelar reses di Kantor Kelurahan Tandurusa juga mengharapkan Pemkot lebih peka dalam menghadapi dan menanggulangi bencana. “Makanya dalam reses ini saya menghadirkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah karena mereka yang lebih tahu persis mekanisme penanganan bencana,” kata Gumolung.
Selain masalah bencana, Tatanude dan Gumolung juga menerima aspirasi masyarakat soal drynase, jalan, masalah rabies dan anggaran untuk masyarakat.(enk)