Amurang – Perubahan kurikulum yang diberlakukan sejak tahun 2013 oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendinas), khusus di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) belum berjalan optimal.
Buktinya, Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga (Dikpora) Minsel tengah melakukan sosialisasi di 17 Kecamatan.
Menurut Kepala Dikpora Minsel Handrie Lumapow SH, pada 2013 lalu sudah ada sejumlah sekolah yang mulai menggunakan kurikulum 2013, namun hanya beberapa sekolah saja yang menjadi pilot project, selain itu juga sudah diuji coba pada sejumlah sekolah.
“Untuk tahun 2014 ini kurikulum itu sudah harus digunakan oleh semua sekolah yang ada di Minsel. Tentunya untuk menggunakan kurikulum baru ini akan ada konsekwensi dari segi anggaran, adminsitrasi dan harus ada pelatihan bagi kepela sekolah dan guru-guru. Namanya aturan baru harus ada konsekwensi dalam hal ini anggaran,” jelasnya.
Lanjut dia, caranya pihaknya akan memberikan ruang kepada sekolah untuk menganggarkan 5 persen dari dana bos untuk kelengkapan penerapan kurikulum 2013 ini.
Adapun tujuan kurikulum 2013 memiliki tujuanya untuk mendorong siswa aktif dalam setiap materi pelajaran, dengan aktif memberikan kesempatan bertanya.
“Kurikulum ini mengajak siswa bukan lagi menjadi objek tapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan setiap materi pelajaran,” jelasnya. (Sanly Lendongan)