Manado – Menyikapi fenomena kekerasan seperti kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dialami Lindy Melissa Pandoh akhir-akhir ini menjadi perhatian berbagai pihak, mendapat tanggapan dari para ahli Psikolog, salah satunya adalah Preysi Siby, S.Psi, MSi.
Menurutnya, fenomena ini pelaku dikategorikan orang yang Psikotik. Melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap korban, merupakan jawaban terhadap halusinasi yang sering disebut sebagai khayalan.
Fenomena ini bertentangan dengan kondisi spiritual yang menekankan pada penghargaan terhadap hidup, dalam ilmu psikologi, spiritualitas lebih ditekankan pada makna semangat untuk menjalankan hidup.
“Spiritualitas merupakan bagian dari kemampuan manusia/ individu. Untuk memahami, menghayati dan menjalankan hidup. Dinamika spiritual seperti makna, nilai, tujuan, motivasi hidup, berdasarkan dinamika tersebut, pelaku mengambil keputusan dalam beraksi, melakukan respon prilaku diri sendiri atas suatu stimulus, dalam hal ini pelaku bersama-sama degan korban dalam mobil berdua,” Ujar Preysi yang juga adalah Wakil Ketua Himpunan Psikologi Sulut.
Lebih lanjut Sarjana Psikologi lulusan UKIT Yayasan Wenas ini mengatakan, “Perilaku yang terjadi pada pelaku di dorong oleh motivasi kuat, secara umum adanya perilaku keraguan menggambarkan adanya suatu ambivalensi yaitu, dua kekuatan sikap yang berbeda terjadi secara bersamaan, melakukan tindakan pemerkosaan terhadap korban dengan menggunakan benda tajam untuk membunuh. Perilaku ini, diperlukan konsep kecerdasan spiritual, kecerdasan spiritual dalam ilmu psikologi merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang di dalamnya ada makna dan nilai yang lebih luas dan kaya, yaitu, kecerdasan untuk menilai tindakan yang beralihlah pada paradigma memandang manusia sebagai makhluk Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (jasmani, Psikologi, sosial dan spiritual) dan tinggalkan memandang manusia sebagai makhluk Bio-Psiko-Sosial”. Kata menantu Gubernur Sulut DR. S. H. Sarundajang ini.
Seorang wanita yang diketahui bernama Lindy Melissa Pandoh, pegawai Dispar Minsel, diduga telah diperkosa kemudian dibunuh. Korban ditemukan sekitar pukul 21.00 Wita, di sekitar Pantai Malalayang, Kota Manado, Jumat malam, (20/01). (jrp)