Ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus di GMIM Tesalonika Buyungon berjalan khusuk serta aman.
Amurang—Umat Kristiani di seluruh dunia, Jumat (6/4) melaksanakan Prosesi Penyalipan dan Kematian Yesus Kristus di bukit Tengkorak. Semua gereja seperti GMIM, KGPM dan Katolik serta GPdI usai ibadah siangnya melaksanakan Perjamuan Kudus. Pelaksanaannya berlangsung hikmad dan khusuk. Mensariknya, para hamba Tuhan dalam bacaan Alkitab diambil dari Perjanjian Baru, Injil Lukas.
Dari amatan beritamanado, GMIM Tesalonika Buyungon, GMIM Bait’el Ranoiapo, GMIM Yordan Lewet, GMIM Maranatha Bitung, GMIM Setia Kudus Pondang, GMIM Efata Rumoong Bawah dan GMIM Koinonia Ranomea serta GMIM Kalvari Kapitu dan GMIM Immanuel Kawangkoan Bawah dalam ibadah pagi dipimpin ketua BPMJ masing-masing. Menariknya, ada juga gereja-gereja yang melaksanakan sakramen Peneguhan Sidi Jemaat. Tetapi, sebagian lainnya sudah dilaksanakan dalam ibadah Minggu (1/4) lalu.
Perjalanan ibadah Jumat Agung yang dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus mendapat penjagaan ketat dari Polres Minsel. Ada sekitar 2/3 kekuatan PAM Jumat Agung dan Paskah mengawali penjagaan di masing-masing gereja yang melaksanakan ibadah. ‘’Kami ingin, supaya ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus di Minsel berjalan aman. Maka dari itu, kekuatan PAM Jumat Agung dan Paskah Polres Minsel menurunkan sekitar 2/3 kekuatan untuk berjaga-jaga, demi keamanan bersama,’’ ungkap Kabag Ops Kompol Andri Hariyanto.
Khusus GMIM Tesalonika Buyungon, ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus dipimpin Ketua BPMJ Pdt Daisye Maleke-Maindoka,STh. Pdt Maindoka dibantu tiga hamba Tuhan, yaitu Pdt Margo Mondoringin-Jacob, STh, Pdt Merry Robot-Wagey, STh dan Pdt Oliva Kangki-Pomohon, STh. Ada sekitar 1500 sidi jemaat tumpa ruah di gedung gereja untuk mendapatkan sakramen Perjamuan Kudus. Tetapi, ada juga puluhan anggota sidi jemaat yang belum mengikuti perjamuan kudus karena sakit dan tak berdaya lainnya.
‘’Tetapi, sebagai hamba Tuhan, saya mempertanyakan bagi anggota Sidi Jemaat GMIM yang tidak melaksanakan perjamuan kudus. Kalau juga mengalami sakit, dan tak bisa berjalan itu bisa diterima. Tetapi, kalau juga tidak sama sekali. Sebagai hamba Tuhan saya bertanya-tanya, apa alasannya kenapa tak ikut,’’ tanya Pdt Daisye Meleke-Maindoka, STh dalam hotbahnya. (and)