Tangkudung ketika mengajak puluhan Kepsek se-Kota Bitung melihat langsung habitat Yaki di alam
Bitung – Kebijakan penyelematan satwa yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemkot Bitung patut diacungi jempol. Pasalnya, Dikbud secara nyata-nyata menjadikan konservasi dalam hal ini penyelamatan satwa menjadi salah satu mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) di 25 sekolah di Kota Bitung.
“Penyelamatan satwa lewat konservasi di Kota Bitung urgent. Seperti Macaca Nigra atau Yaki yang sudah sangat mendesak mengingat populasinya 2000an ekor,” kata Kepala Dikbud Pemkot Bitung, Ferdinand Tangkudung, Jumat (3/7/2015).
Dan menurutnya, salah satu cara efektif untuk penyelamatan satwa adalah lewat dunia pendidikan dalam hal ini sekolah. Sehingga pihaknya menggandeng Macaca Nigra Project untuk aktif melakukan sosialisasi penyelamatan satwa liar di sejumlah sekolah di Kota Bitung.
“Tahun sebelumnya kegiatan ini sudah berjalan di 17 sekolah yang ada dilingkar kawasan konservasi, namun tahun ini kita akan tambah menjadi 25 sekolah agar dampaknya makin meluas,” katanya.
Tak hanya itu, Tangkudung malah melakukan MoU dengan Koordinator Pendidikan Macaca Nigra Project, Mathilda disaksikan seluruh kepala sekolah se-Kota Bitung disela-sela rapat kerja Dikbud, Jumat siang. Dengan harapan, semua kepala sekolah ikut ambil bagian dalam kegiatan penyelamatan satwa dan memberikan ruang kepada Macaca Nigra Project melakukan sosialisasi tanpa menganggu jam belajar.
“MoU ini juga menjadi momentum pendidikan konservasi menjadi Mulok di 25 sekolah dan kedepannya jumlah sekolah akan terus kita tambah,” katanya.(abinenobm)