Bitung – Pekerjaan pembangunan tol Manado-Bitung di hutan adat Danowudu atau Aerujang menjadi viral di media sosial, Sabtu (22/12/2018).
Proses land clearing menggunakan dua alat berat dan merobohkan pohon-pohon yang telah berusia puluhan tahun itu mendapat kecaman dari Pecinta Alam Kota Bitung yang aktif menshare penolakan di Facebook.
“Apapun alasannya, di hutan adat Danowudu ada mata air Aerujang yang harus dijaga dan kami minta proses pembangunan tol dihentikan,” kata salah satu Pecinta Alam Kota Bitung, Wesly Tamasiro, Minggu (23/12/2018).
Senada dengan Wesly, Wakil Kepala Sekolah Sungai Kota Bitung, Ferdy Epang Pangalila juga mengecam dan meminta proses land clearing di hutan adat Danowudu dihentikan.
“Kami akan lawan, karena kuat dugaan proses pembangunan tol di hutan adat Danowudu tidak mengantongi kajian lingkungan dari instansi terkait,” kata Epang.
Malah Epang menyatakan telah melaporkan secara langsung ke Balai Wilayah Sungai dan Tim Rekomendasi Teknis (Rekomtek) dari Balai Wilayah Sungai I soal proyek jalan tol di hutan adat Danowudu.
“Mereka belum memberikan kajian, makanya begitu saya laporkan mereka kaget serta diminta atau tidak akan melakukan kajian teknis dari pembuatan jalan tol terhadap sumber air Aerujang,” katanya.
Bahkan, kata dia, pihak Balai Wilayah Sungai akan melakukan pertemuan dengan panitia jalan tol dalam waktu dekat untuk membahas persoalan hutan adat Danowudu.
“Dalam pertemuan itu, Komunitas Sekolah Sungai bersama Komunitas Peduli Sungai lainnya dan Pecinta Alam, termasuk Pers akan diundang,” katanya.
Epang sendiri mengaku mendesak agar pertemuan itu secepatnya dilalukan mengingat proses pembangunan sudah dimulai dan pihak Balai Wilayah Sungai berjanji akan melakukan pertemuan setelah perayaan Natal tanggal 25 Desember atau sebelum tahun baru.
“Permasalahan hutan Danowudu juga sudah diketahui Kepala Subdit Operasi dan Pemeliharaan Sungai dan Pantai Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR juga Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma) kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” katanya.
(abinenobm)