
Manado – Turnamen Freefire Game Garda Indonesia Jokowi (GIJo) dapat dijadikan wadah bagi kaum millenial atau kaum muda di Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado untuk menggali bakat serta kemampuan memainkan game.
Demikian dijelaskan Hillary Brigitta Lasut di sela acara penyerahan piagam Museum Rekor Indonesia (Muri) Main Game oleh Team Terbanyak di Satu Kota kepada Kaki Gatal Production, Komunitas Game dan DPW Garda Pemuda Nasdem Sulawesi Utara di Diva Karaoke, Jalan Samratulangi, Kota Manado, Senin (25/3/2019) malam.
“Dulu kalau orang main game kesannya negatif. Tapi sekarang, lewat game pemainnya bisa mendapatkan keuntungan atau penghasilan,” ujar Hillary.
Hillary Lasut juga menilai bermain game dapat menghindarkan seseorang dari perilaku negatif seperti mabuk, judi dan menggunakan narkoba.
“Melalui turnamen seperti ini menjadi wadah bagi kaum millenial menyalurkan bakat dan hobi harus direspon baik oleh pemerintah karena bermain game juga menjadi sumber penghasilan otomatis dapat mengurangi pengangguran,” tandas Caleg DPR-RI dari Partai Nasdem ini.
Piagam penghargaan yang ditandatangani Ketua Umum Muri, Jaya Suprana, tertanggal 25 Maret 2019 diserahkan oleh Awan Rahargo dari tim verifikator Muri.
Kepada ribuan pecinta game freefire yang menghadiri malam penghargaan, Awan Rahargo menjelaskan bahwa Muri mencatat peristiwa para peserta pelaku pencatatan Muri sesuai SOP.
“Ada 244 tim terdiri 1220 peserta terbanyak pada satu kota tercatat sebagai rekor Muri,” terang Rahargo.
Lanjut Awan Rahargo, kegiatan diprakarsai atas dasar sebuah keprihatinan yaitu generasi
millenial memiliki bakat dan seni diberi wadah melalui turnamen freefire game.
“Kegiatan ini bisa menginspirasi kota dan kabupaten lainnya,” tandas Rahargo.
Piagam penghargaan rekor Muri diserahkan masing-masing kepada Rony Imannuel akrab disapa Mongol Stress mewakili Kaki Gatal Production, Hillary Brigitta Lasut mewakili DPW Garda Pemuda Nasdem dan Komunitas Game se-Sulut.
Diketahui, GIJo Tournament Cup dilaksanakan sejak kemarin di Diva Karaoke ikut disponsori oleh Prananda Surya Paloh, Rony Imannuel, Nick Adicipta Lomban, William Luntungan, Christian Yokung dan Hillary Brigitta Lasut.
(JerryPalohoon)