Manado, BeritaManado.com – Wilayah sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza digempur 11 rudal Israel.
Warga yang sedang mengungsi di area rumah sakit langsung panik hendak menyelamatkan diri.
Dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com, rudal Israel menargetkan wilayah Taliza’tar yang lokasinya sangat dekat dengan RS Indonesia.
Bangunan rumah sakit menjadi hancur karena bom dan pecahan pelurunya beterbangan hingga ke dalam gedung rumah sakit.
“Serangan ini juga membuat rumah sakit kekurangan bahan bakar sehingga berhenti beroperasi selama 24 jam,” kata Direktur RS Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout.
Menanggapi kejadian itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara (Sulut), Pdt Lucky Rumopa mengecam serangan membabi buta Israel ke masyarakat sipil termasuk Rumah Sakit (RS) Indonesia yang dicurigai sebagai tempat persembunyian HAMAS.
“Kebrutalan ini telah melewatasi batas-batas manusiawi dan hal ini sangat disesalkan mengingat korban adalah warga sipil,” ungkap Pdt Lucky Rumopa kepada wartawan BeritaManado.com, Sabtu (11/11/2023).
Menurutnya, sekalipun ada kecurigaan RS Indonesia menjadi tempat persembunyian Hamas, namun seharusnya ada langkah-langkah yang lebih elegan untuk membuktikannya.
“FKUB berharap serangan Israel terhadap warga sipil termasuk serangan ke Hamas tidak dapat diterima sebagai insan manusia,” ucap Pdt Lucky Rumopa.
Ketua FKUB Sulut pun berharap Israel berhenti.
“Saya menyeruhkan seluruh FKUB nasional untuk dapat memanjatkan doa agar pertikaian Israel dan Hamas berakhir dan mengaku turut sepenanggungan dengan korban serangan” kata dia
“Namun, saya juga mengecam serangan mendadak militan Hamas ke Israel beberapa waktu lalu,” pungkasnya.
Nasib RS Indonesia di Gaza
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, M Iqbal mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Medical Emergency Rescue Committee atau MER-C terkait nasib RS Indonesia di Gaza.
Ia mengatakan Indonesia mengutuk serangan terhadap warga dan obyek sipil di Gaza, termasuk fasilitas-fasilitas yang ada. Ia bahkan mengatakan serangan itu sebagai hal yang biadab.
Selain itu, dapat dikonfirmasi bahwa 3 relawan WNI yang berada di RS Indonesia dalam kondisi selamat.
Mereka sedang berada di basement ketika serangan itu terjadi.
Direktur RS Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout melalui platform X menjelaskan bahan bakar solar yang digunakan untuk operasional rumah sakit hanya tersisa untuk satu hari saja.
“RS Indonesia akan berhenti beroperasi total esok hari jika tak ada solar untuk menghidupkan generator sebagai sumber listrik,” tulisnya.
Sementara itu, relawan MER-C, Fikri Rofiul Haq menjelaskan bantuan kemanusiaan belum bisa masuk wilayah utara Gaza pada hari Rabu (8/11/2023), di mana wilayah yang dimaksud adalah lokasi RS Indonesia di Gaza.
Ia mengatakan pintu perbatasan di Rafah ditutup kembali sehingga bantuan kemanusiaan kembali tertahan, begitu juga dengan pergerakan mereka.
Kantor Berita Otoritas Nasional Palestina, WAFA melaporkan satu orang tewas dalam serang itu dan beberapa lainnya luka-luka.
WAFA juga melaporkan adanya kerusakan pada alat rumah sakit yang vital.
Perlu diketahui, serangan ini merupakan serangan balasan dari Israel setelah wilayahnya digempur roket oleh Hamas, sejak hari Sabtu pukul 06.30 waktu setempat.
TamuraWatung