Manado – Pasca banjir terbesar selama 20 tahun terakhir yang terjadi di Kota Manado pada Rabu, (15/1/2014), warga mulai mengeluh soal ketersediaan air bersih. Hal itu dikarenakan, pemadaman listrik yang terjadi membuat warga susah mendapatkan air bersih, karena sebagian warga menggunakan mesin pompa pada air sumur yang tentu saja menggunakan listrik.
Hal ini disampaikan warga saat BeritaManado.com mengunjungi Posko Bantuan Bencana di Kelurahan Tikala Baru, yang juga salah satu wilayah yang mengalami korban banjir terparah (ketingian banjir 2-3 meter dengan arus air yang deras).
“Adoh kasiang, torang mohon uluran tangan dari pemerintah, torang butuh air bersih untuk minum,” ujar warga yang berkumpul di Posko tersebut.
Selain air bersih, warga juga kesulitan membersihkan rumah pasca bencana banjir akibat peralatan yang seadahnya. Hal ini karena pasca banjir, ketingian lumpur yang memenuhi wilayah tersebut mencapai 10-30 cm.
Untuk itu kebutuhan warga untuk perlatan kebersihan sangat diperlukan, banyaknya sampah dan material warga yang memutus hubungan transportasi darat menyulitkan pemerintah untuk menyalurkan bahan bantuan, untuk itu dibutuhkan alat berat guna menggangkut berbagai material tersebut.
Selain itu juga, warga ssangat mengharapkan bantuan makanan dan obat-obatan, karena pasca banjir, banyak warga yang kedinginan sehingga menyebapkan flu berat. Mereka juga mengaku, kesulitan untuk berobat di puskesmas dikarenakan pusat kesehatan masyarakat yang terletak di Kelurahan tersebut juga menjadi korban banjir sehingga segala obat-obatan tersebut banyak yang rusak akibat terkena genangan air.
Warga mengaku, sampai siang tadi, belum ada bantuan dari pemerintah daerah, walaupun lokasi ini sempat dikunjungi Gubernur Sulawesi Utara Dr SH Sarundajang.