Bitung – Disela-sela memantau sejumlah lokasi yang terkena bencana banjir dan longsor, Wakil Walikota (Wawali) Bitung, Maurits Mantiri menjelaskan soal temuan balita terkena gizi buruk di Kelurahan Motto Kecamatan Lembeh Utara.
Menurutnya, adanya kasus gizi buruk bukan karena kelalaian Pemkot Bitung sehingga ia meminta masyarkat jangan salah presepsi.
“Kasus ini ada bukan karena kesalahan kami, tapi justru sebaliknya. Kasus ini mencuat karena keberhasilan kami menjalankan program jemput bola,” kata Maurits, Kamis (26/01/2017).
Wawali menyatakan, balita perempuan yang menderita gizi buruk, Jesica Damar (2) bukan warga di Kota Bitung. Orangtua anak itu berdomisili di Kabupaten Minahasa Utara.
“Malangnya, karena ada persoalan dalam rumah tangga orangtuanya, anak itu yang kena imbas. Jesica tidak terawat dengan baik hingga mengalami gizi buruk,” katanya.
Jadi saat pindah kata dia, balita itu sudah sakit karena tidak memperoleh asupan makanan yang sesuai.
“Beruntung ketika orangtuanya sudah tinggal di sini, dia ditemukan oleh petugas Dinas Kesehatan. Dari situlah dia dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,” katanya.
Untuk itu kata Wawali, Pemkot Bitung harusnya diapresiasi atas temuan ini, sebab berkat keseriusan dalam menjalankan program di bidang kesehatan, kasus tersebut bisa terungkap dan tertangani.
“Ini keberhasilan dari program jemput bola. Program ini sengaja dibuat untuk mendukung pelayanan prima di bidang kesehatan,” katanya.
Wawali juga mengatakan, bisa dibayangkan kalau program itu tidak ada, maka keberadaan Jesica pasti tidak diketahui. Termasuk temuan bocah dengan anus bocor di Kelurahan Kumersot Kecamatan Ranowulu serta bocah pengidap hydrocephalus atau pembesaran kepala di Kelurahan Aertembaga Kecamatan Aertembaga.
“Itu semua karena program jemput bola Dinas Kesehatan berjalan dengan baik dilapangan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Bitung, Franky Soriton tak menampik apa yang dijelaskan Wawali. Bahkan ia mengakui temuan Jesica adalah hasil dari program jemput bola pihaknya di lapangan.
“Itu bagian dari kegiatan rutin kita. Terutama untuk wilayah pedalaman dan terpencil, program jemput bola memang jadi andalan,” katanya.
Franky menjamin program itu akan terus diintensifkan, petugas kesehatan akan disebar ke seluruh pelosok guna memonitor perkembangan di masyarakat.
“Dan yang kita sasar bukan cuma anak-anak. Semua masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dan memerlukan bantuan, akan kita dampingi untuk memperoleh pelayanan,” katanya.(abinenobm)