Amurang – Sungguh keterlaluan jika kedapatan anak busung lapar di Minahasa Selatan. Betapa tidak, produksi beras di Minahasa Selatan (Minsel) mencapai 42 ribuh ton, dari produksi rata-rata 70 ribuh ton gabah gering. Kebutuhan beras ini setiap tahun dari 225 ribuh jiwa lebih, rata-rata mengkonsumsi 133,1 kilogram perkapita per tahun sekitar 30 ribuh ton. Jadi masih surplus beras masih 12 ribuh ton. Hal ini dibenarkan, Kepala Badan Ketahanan Pangan Minsel Effendy Tandipayung kepada beritamanado.com
“Memang selang beberapa tahun terakhir, produksi beras di Minsel masih aman, termasuk menjelang perayaan Pengucapan Syukur ketersediaan bahan pokok, khususnya beras tergolong aman. Untuk itu, di Minsel ditemukan lagi anak busung lapar,” jelas Tandipayung
Menurtnya, Jika kedapatan busung lapar di Minsel itu sudah sangat keterlaluan. Karena produksi beras selama tahun 2013 mengalami surplus sebanyak 12 ribu ton. Belum lagi ketersediaan stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) tetap terjaga.
Ia menambahkan, realitas di lapangan tahun 2013 produksi gabah kering sebanyak 70 ribuh ton atau setarah dengan 42 ribuh ton beras, dan masih surplus 12 ribuh ton maka diyakini tahun 2014 masih sama dengan tahun lalu untuk kebutuhan yang hanya 133, 1 kilogram. Masih akan ada surplus beras di Minsel, dengan kata lain ketersediaan beras di Minsel masih cukup melimpah. (sanlylendongan)