Trustworthy News
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
Home Minut

Panji Yosua: Memupuk Toleransi, Merawat Keberagaman

by Finda Muhtar
Selasa, 20 November 2018, 17:47 pm - Updated on Rabu, 21 November 2018, 12:09 pm
in Minut
A A
  • 22shares
Panji Yosua bersama jamaah Masjid Al-Muhajirin.

 

Minut, BeritaManado.com – Hari masih pagi. Jam di tangan masih menunjuk angka enam.

Namun, sejumlah pria berseragam loreng cokelat sudah berkumpul di depan Masjid Al-Muhajirin, Desa Kolongan Tetempangan, Kecamatan Kalawat.

Bordiran salib cukup besar menempel di kaos bagian dada kiri.

Sementara di sebelah kanan ada bordiran burung Manguni. Mereka membaur dengan beberapa jamaah masjid yang ikut menjaga lokasi salat.

Para pria berseragam cokelat ini adalah anggota Panji Yosua, Pria/Kaum Bapa Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (PKB GMIM). Sebuah organisasi yang mewadahi umat Kristiani di Sulawesi Utara.

Selasa pagi, (20/11/2018) mereka menjaga lokasi pelaksanaan salat di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW.

Minimnya fasilitas membuat warga muslim di desa ini, terbiasa menjalankan salat bersama di dalam satu masjid.

Kadang dipusatkan di satu lokasi untuk warga muslim di satu kecamatan, misalnya di kompleks Denzipur 4/YKN Desa Watutumou III untuk Kecamatan Kalawat, dan lapangan Kiban Yonif 712 Sukur untuk Kecamatan Airmadidi dan Dimembe.

“Masyarakat Minahasa Utara sangat toleransi satu dengan yang lain. Saat hari raya umat Islam, kami (Kristen) menjaga pelaksanaan salat. Sebaliknya saat Natal dan Paskah, umat Islam yang berjaga di depan gereja,” ujar Ronald Malingkonor, salah satu anggota Panji Yosua di Kecamatan Kalawat.

Malam sebelumnya, Melkie Wewengkang, Komandan Panji Yosua Jemaat GMIM Lembah Yarden Kuwil, memimpin pasukan untuk keliling kampung menjaga keamanan desa.

“Sudah tradisi warga, kita bergantian jaga malam amankan kampung. Bukan hanya GMIM, tapi denominasi gereja apapun di desa, baik advent, pantekosta, dan lainnya” ujar Melkie.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, jumlah penduduk Sulawesi Utara (Sulut) mencapai 2.461.028 jiwa, 65% di antaranya memeluk agama Kristen.

Sementara, warga GMIM sesuai data Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) tahun 2018 mencapai 795.809 jiwa. Artinya, warga GMIM di tahun 2018 ini mencapai 32,3 persen dari jumlah penduduk Sulut.

Ya. Mayoritas masyarakat Sulawesi Utara memeluk agama Kristen Protestan dengan GMIM sebagai denominasi gereja yang terbesar.

Hingga tahun ini tercatat jumlah jemaat GMIM mencapai 968 jemaat yang terdiri dari 10.693 kolom dan 125 wilayah, dimana 953 jemaat di Sulawesi Utara dan 8 jemaat lainnya di luar daerah dan luar negeri.

Meski mayoritas, Panji Yosua Pria/Kaum Bapa (PKB) GMIM terus aktif dan melibatkan diri pada berbagai kegiatan masyarakat.

Mereka tak canggung dan sungkan mengulurkan tangan meski kepada masyarakat yang berbeda keyakinan.

Keterlibatan tersebut mulai dari menjaga keamanan lingkungan, bakti sosial membersihkan rumah ibadah, menjaga masjid dan membantu warga kurang mampu serta yang mengalami musibah.

Melkie bercerita, sekali waktu ia mendapat tugas menjaga masjid saat Hari Raya Idul Fitri.

Dia mengaku terkesan saat mendengar ceramah seorang ustaz.

Dalam ceramahnya, ustaz tersebut menggambarkan Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan kedamaian.

Islam juga agama penuh jiwa dan semangat kebangsaan.

“Radikal dan teroris itu hanya oknum,” kata Melkie menyimpulkan.

Sumarni Manohas, Ketua Majelis Talim Masjid Alfajar Kelurahan Tandurusa Kota Bitung mengaku terbantu dengan keberadaan Panji Yosua.

Dia ingat betul betapa besar bantuan umat Kristen di daerahnya, terlebih saat musibah banjir dan longsor di Kota Bitung awal 2017 lalu.

“Kami (umat muslim) di Tandurusa sangat sedikit. Tapi umat Kristen sebagai mayoritas di sini sangat banyak membantu kami seperti saat Idul Fitri, atau puasa. Kami merasa rasa persaudaraan itu sangat tinggi,” kata Sumarni.

Sumarni memuji langka cepat Panji Yosua membantu membersihkan material longsor yang merusak rumah warga, rumah ibadah dan menutupi jalan.

“Ini tanda kerukunan antarumat selalu terjaga baik,” ujarnya menambahkan.

 

 

Menjaga Toleransi dan Kemajemukan

Salat berjalan dengan baik dan aman.

Komandan Panji Yosua Kabupaten Minahasa Utara (Minut) Ir Joppi Lengkong MSi mengatakan, saat ini ada ancaman terhadap keberagaman di Indonesia.

Ini membuat Panji Yosua punya tugas ekstra menjaga keberagaman sebagai umat mayoritas di Sulawesi Utara.

Joppi menjelaskan, organisasi Panji Yosua terbentuk dalam acara Perayaan Hari Persatuan Pria/Kaum Bapa Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di Wilayah Mapanget Satu, Mei 2015 dengan tujuan mengajak, merekrut dan menggerakkan anggota Pria/Kaum Bapa GMIM yang tidak aktif dalam pelayanan dan menjadikannya sebagai motor dalam pelayanan Pria/Kaum Bapa di semua aras.

Terwujudnya Pria/Kaum Bapa GMIM di semua aras yang rajin membaca firman, setia beribadah dan tekun berdoa dan menjadi contoh dan teladan dalam keluarga, jemaat, masyarakat, bangsa dan negara.

Mewujudkan Pria/Kaum Bapa GMIM yang aktif dalam setiap kegiatan pelayanan gereja baik untuk kategorial maupun jemaat, membantu dan melaksanakan penugasan komisi untuk meningkatkan persekutuan, kesaksian dan pelayanan sekaligus dalam menanggulangi kemiskinan, kekerasan, radikalisme, kerusakan lingkungan serta mencegah dan menanggulangi penyakit sosial masyarakat.

“Semboyan kami kibarkan, kobarkan, kabarkan,” kata Joppi.

Kibarkan berarti mengibarkan Panji Kristus dimana-mana, di segala bidang baik internal maupun eksternal jemaat.

Kobarkan, artinya mengobarkan semangat pelayanan sesuai tugas gereja diakonia (melayani) baik anggota jemaat PKB, terutama bagi yang kurang aktif dalam kegiatan beribadah.

Serta kabarkan, berarti mengabarkan injil keselamatan Yesus Kristus.

Menurut Joppi, organisasi ini bernama Panji Yosua, yang bersumber dari Alkitab sebagaimana perjuangan Yosua membawa Bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian.

“Tapi Panji Yosua tidak radikal,” ujarnya menegaskan.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Utara mengatakan, kerukunan umat beragama yang selama ini terjaga dengan baik, menciptakan rasa aman dan damai di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

“Kita tidak hidup di tanah atau wilayah yang hanya ada satu agama saja, tapi ada beberapa suku dan agama. Sehingga toleransi itu harus ada. Jangan memaksakan seseorang harus sama dengan kita, tidak boleh ada penekanan, melainkan rawat kerukunan beragama ini,” ujarnya menambahkan.

Menurut dia, sangat penting bagi masyarakat memupuk toleransi dan nilai-nilai keberagaman, sehingga tidak tergerus dengan paham radikalisme dan terorisme.

“Dalam kegiatan suka dan duka, Panji Yosua ada. Menjaga rumah ibadah, berkunjung saat Lebaran dan lainnya. Meskipun Kristen mayoritas di sini tapi kerukunan tetap dijaga. Kita harus menyadari, hidup di negara berlandaskan Pancasila. Sila pertama Ketuhanan Yang Masa Esa. Harus kita hargai itu, karena agama adalah soal pribadi dengan Tuhan bukan tekanan. Jangan karena kita mayoritas lalu ada pemaksaan kehendak, tidak boleh ada tekanan, ini yang kita rawat,” tambah Joppi.

Eksistensi GMIM di Minahasa Utara cukup besar.

Sedikitnya sudah berdiri 160 jemaat dan 20 wilayah di 10 kecamatan.

Itu artinya, personel Panji Yosua mencapai jumlah 16-20 ribu jiwa.

Sekretaris Departemen Ajaran GMIM Pdt Anthonius Sompe MTeol menjelaskan pemahaman teologis tentang Panji Yosua PKB GMIM.

Bahwa perjuangan Yosua melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan, perjuangan dan pelayanan Nabi Musa keluar dari tanah perbudakan (Mesir) memasuki Tanah Perjanjian yakni Tanah Kanaan, merupakan tonggak sejarah kepahlawanannya bagi umat Tuhan.

 

 

Mencegah Konflik Agama

Panji Yosua Desa Kolongan Tetempangan.

 

Sejarah membuktikan, 15 tahun berdiri sebagai daerah otonom, Kabupaten Minahasa Utara tidak pernah diguncang konflik agama.

“Dalam catatan saya, belum pernah ada konflik agama,” ujar Kapolres Minut AKBP Alfaris Pattiwael SIK MH, ketika dikonfirmasi Kamis (15/11/2018).

Mencegah hal itu, bukan perkara mudah.

Alfaris menjelaskan, program polisi masyarakat (Polmas) yang diterapkan Polres Minahasa Utara sebagai konsep adaptasi dari Japan International Cooperation Agency (JICA), sangat membantu. Malah, program Polmas Polres Minut, oleh Polri menjadi pilot project nasional.

“Saya bangga sebab ini suatu keberhasilan, Polres Minut menjadi satu–satunya Polres di Indonesia, yang berhasil menjalankan program Polmas dengan baik sehingga dapat menekan konflik di daerah, dan itu yang menjadi tolak ukur sehingga konsep dari Minut akan diterapkan untuk Polres–Polres yang lain,” kata Alfaris.

Seperti diketahui, program Polmas Polres Minut mengangkat konsep one stop police service yang di dalamnya mencakup sejumlah program unggulan bidang operasional, yakni PaRaMiTa (Patroli Rayon Minahasa Utara), quick response patrol, PaKaPaRa (Patroli Kampung Paling Rawan), JuRiKo (Jumpa Seribu Tokoh) dan Tour Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, Kelancaran Berlalu Lintas (Kamseltibcarlantas).

Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan STh menilai, peran Forum Kerjasama Antar Umat Beragama (FKUB) sangat penting guna menjaga keberagaman.

“Kita harus saling menghormati antarsesama umat beragama, dan tidak saling menjatuhkan sesama umat. Kita harus selalu berdoa agar Tuhan berikan karunia buat kita, dan memberikan kekuatan untuk melaksanakan tugas,” ujar Panambunan.

Sementara, eksistensi Panji Yosua diterima secara baik oleh masyarakat lintas agama, menjadi alasan Sulawesi Utara sebagai daerah dengan tingkat toleransi tinggi di Indonesia.

Apresiasi tinggi diberikan Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara kepada Kabupaten Minahasa Utara.

Dimana, Desa Watutumou II di Kecamatan Kalawat, ditetapkan sebagai Desa Sadar Kerukunan.

“Saya percaya Kabupaten Minut ini sedang menuju ke daerah yang paling toleran, dan dalam waktu yang tidak begitu lama hal ini pasti akan terwujud karena telah dimulai dari Desa Watutumou II ini,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Sulawesi Utara Dr H Abd Rasyid MAg.

Rasyid pun mengajak masyarakat Minut untuk mengaplikasikan tiga parameter penentu sebagai desa sadar kerukunan.

Pertama, siapapun kita, dimanapun kita sebagai tokoh agama agar mendorong umat binaan kita untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang agama kita masing-masing.

Kedua, dalam perspektif pemahaman ke-Indonesiaan karena kita ini adalah warganegara yang merupakan satu kesatuan.

Terakhir, lebih memahami pemahaman keagamaan lebih berkonsentrasi pada substansial bukan pada lembaga keagamaan.

 

(Finda Muhtar)

 

 





  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • 22shares
Tags: airmadidiJoppi LengkongPanji Yosuatoleransi umat beragama

Berita Terkini

Peringati Hari Raya Waisak 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha

12 Mei 2025
SDN 06 Manado dan SDN GMIM 06 Siap Mewakili Sulawesi Utara dan Gorontalo Melaju ke Tingkat Nasional

SDN 06 Manado dan SDN GMIM 06 Siap Mewakili Sulawesi Utara dan Gorontalo Melaju ke Tingkat Nasional

12 Mei 2025

Kualitas Layanan Makin Meningkat, BRI Raih Digital Channel Terbaik Versi BSEM 2025

12 Mei 2025

ICDX Resmi Jadi Bursa Perdagangan Renewable Energy Certificate

12 Mei 2025
Gebrakan PJBM Sukseskan Munas Apkasi, Nando Adam: “Torang deng Bupati Joune Ganda”

Gebrakan PJBM Sukseskan Munas Apkasi, Nando Adam: “Torang deng Bupati Joune Ganda”

12 Mei 2025
Kuliner Khas Lion Hotel Manado yang Bikin Ketagihan: Dari Bantal Emas hingga Tongseng Kambing

Kuliner Khas Lion Hotel Manado yang Bikin Ketagihan: Dari Bantal Emas hingga Tongseng Kambing

11 Mei 2025
Yulius Selvanus Salut dengan Joune Ganda, Dukung Penuh Munas Apkasi di Minahasa Utara

Yulius Selvanus Salut dengan Joune Ganda, Dukung Penuh Munas Apkasi di Minahasa Utara

11 Mei 2025
Pemprov Sulut Siapkan Pergub Tata Kelola Media, Segera Diajukan

Pemprov Sulut Siapkan Pergub Tata Kelola Media, Segera Diajukan

11 Mei 2025

Berbekal Pinjaman Modal dan Pendampingan BRI, Hayanah Dirikan Kelompok Wanita Tani

11 Mei 2025
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Trustworthy News
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.