Manado – Tanggapan Daniel Pangemanan, SH, MH, atas seruan moral Majelis Adat Minahasa (MAM) terlihat tegas.
Saat ditemui beritamanado, Pangemanan menuturkan pihaknya tentu mampu menyelesaikan masalah yang menimpah Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) saat ini, bagi Pangemanan langkah yang dilakukan MAM tidaklah menyelesaikan masalah.
“Kalau perang lembaga adat dalam memformulasi sistem pendidikan dan implementasi pendidikan yang baik di Sulut ini itu wajib dimulai dengan pendekatan persuasif atau kekeluargaan agar persoalan yang terjadi dalam satu institusi pendidikan ini bisa ditemukan solusinya, bukan malah melibatkan suku yang kelihatannya sangat diskriminatif dan sensitif,” papar Pangemanan.
Menurut Jubir Unsrat ini, pihaknya selalu terbuka dalam memediasi dan menyelesaikan masalah yang ada, meski pihak yang berada di luar Unsrat peduli terhadap kondisi Unsrat, namun jalan yang ditempuh adalah menciptakan kedamaian bagi semua.
“Sebagai orang Minahasa tentu saya menegaskan bahwa apa yang dilakukan MAM perlu dipertanyakan, janganlah membawa-bawa nama suku Minahasa. Saya berharap organisasi adat ini bisa melihat persoalan di Unsrat secara objektif, jangan sepenggal-sepenggal membaca masalah yang ada,” tutur Pangemanan.
Pangemanan melanjutkan, “apa pun konsekuensinya pihak Unsrat akan menyelesaikan masalah yang ada berdasarkan aturan. Tak etis jika kita saling menuding apalagi saling mendiskreditkan.”
“Institusi pendidikan ini harus diposisikan sebagai lembaga yang netral mengayomi semua golongan. Di Unsrat ini bukan hanya suku Minahasa, ada banyak suku disini. Janganlah kemudian kita membuang isu-isu primordial, selaku pimpinan Universitas Pak Rektor tahu bagaimana cara menyelesaikan dinamika yang ada,” pungkas Pangemanan. (Am)