
Jakarta, BeritaManado.com – Pandemi COVID-19 yang menjadi wabah besar yang terjadi di dunia membuat banyak pihak untuk bersikap waspada dengan mengikuti protokol yang disosialisasikan pemerintah.
Hal ini pun dilakukan Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta untuk mengambil langkah cepat dengan mengisolasi mandiri mahasiswa serta staf yang berada di asrama kampus sebelum diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.
Kepada BeritaManado.com, Rektor STT IKAT Dr. Jimmy M.R Lumintang, MBA, M.Th mengatakan, isolasi mandiri yang dimaksudkan adalah sejak awal penetapan keputusan Presiden dan Gubernur DKI Jakarta, STT IKAT membatasi akses keluar masuk untuk melindungi mahasiswa dari sebaran virus yang tidak diinginkan.
“Ada 140 mahasiswa dan 7 staf yang tinggal di asrama yang diisolasi mulai pada tanggal 12 Maret 2020 dan dalam pengawasan ketat hingga saat ini tetap dalam kondisi baik. Bahkan ada juga mahasiswa yang masih tertahan di daerah tempat KKN yang seharusnya sudah kembali ke asrama pada bulan April, namun dengan adanya pembatasan ini kami meminta mereka untuk menunda kembali ke kampus,” jelas Jimmy Lumintang.
Dikatakan Jimmy, pihak kampus juga menjelaskan kepada mahasiswa untuk tidak pulang kampung dulu pada saat ini, karena tidak semua bisa menjangkau kampung halaman karena pembatasan yang diterapkan di tiap daerah dan juga faktor biaya.
“Kami memberikan himbauan dan pendekatan persuasif kepada mahasiswa untuk tidak terpengaruh dengan berita dari luar yang membuat mereka ingin kembali ke kampung halaman. Karena kami takutnya mahasiswa akan membawa COVID-19 ini ke kampung halaman mereka, karena kita tidak tahu apakah mereka akan terpapar selama diperjalanan. Lebih aman mahasiswa saat ini untuk tinggal di kampus,” jelas Jimmy Lumintang.
(Milton Pantouw)