Jakarta – Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) melaporkan resmi PT. Hutama Karya sebagai anak perusahaan BUMN dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Senin (6/10/2014). Dan diterima langsung Imam Turmudhi di bagian Dumas.
Dalam Objek Laporan, PAMI membeberkan pembangunan jembatan DR Ir Soekarno di Manado Sulawesi Utara yang dibangun sejak tahun 2003 mubazir dan gagal.
Sementara subjek terlapor yakni Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Menteri PU Djoko Kirmanto, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XI Manado Ir FEJ Wenur dan Manager Project Hutama Karya untuk Jembatan Soekarno Manado Michael Rumenser.
Ketika dihubungi, Ketua Harian DPP PAMI Maykel Tielung SE SH mengatakan, pekerjaan pembangunan jembatan Soekarno merupakan pekerjaan yang gagal.
“Ya, itu proyek gagal. Pihak pelaksana yakni PT Hutama Karya tidak menempatkan orang yang tepat untuk menangani proyek tersebut. Dan anggaran yang dihabiskan sudah di kisaran 300 miliar lebih sejak dibangun tahun 2003 lalu. Pihak Hutama Karya selaku pelaksana sepertinya banyak melakukan rekayasa terkait progress pekerjaan. Ini bukti mereka tidak mampu. Sehingga negara dirugikan. Ini jelas Tindak Pidana Korupsi. Kami akan menambah data yang valid untuk KPK agar lebih cepat bertindak,” tandas seorang Advokat ini.
Terpisah Ketua Umum PAMI Noldy Pratasis mengatakan. Pihaknya akan terus mendesak KPK melakukan serangkaian pemeriksaan untuk pihak-pihak terkait.
“Memang data dari Kementerian PU menjelaskan proyek jembatan Soekarno dibangun saat itu hanya untuk kepentingan politik semata. Berarti tanpa perencanaan yang matang. Kami telah melaporkan resmi dan untuk pekan depan rencananya saat membawa data tambahan, kami akan melakukan demo damai di depan gedung KPK” terang Pratasis dengan nada serius.
Laporan PAMI ke KPK sendiri bernomor agenda 2014-10-000035 dan nomor informasi 72628. Sementara hasil pantauan wartawan saat ini pembangunan untuk kelanjutan proyek tersebut terlihat kembali berlangsung. Namun pihak Manager Project Hutama Karya untuk pembangunan jembatan tersebut belum sempat dihubungi karena sedang tidak ditempat. (*)