
Manado – Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang! Kita telah mengetahui sebabnya – yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Kita sudah mengetahui sebagian dari akibat pemanasan global ini – yaitu mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar – Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara, mengutip laman GreenPeace.org.
Sehubungan dengan isu Climate Change atau Perubahan Iklim tersebut, Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) Sulawesi Utara (Sulut) bersama Lembaga Sulut Institute (LSI) mengadakan acara DIALOG PUBLIK bertema “CLIMATE CHANGE DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN” yang menghadirkan para pembicara antara lain:
1.Luthfi Assyaukanie Ph.D (Freedom Institute/Dosen Universitas Paramadina)
2.Dr. Ir. Veronica Kumurur, M.Si (Pakar Perencanaan Wilayah dan Kota)
3.Dr.Rignolda Djamaludin (Pengamat Lingkungan)
4.Ir.Frans Palobo Sappu, MT (Dosen Teknik Universitas Sam Ratulangi).
Acara Dialog Publik yang dimoderatori oleh Hentje Pongoh, SE, MM (Direktur Ekonomi & Politik Lembaga Sulut Institute) akan dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014 bertempat di Aula (Ruang Sidang), Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado dimulai pada jam 08.30 Wita.
Direktur Eksekutif Lembaga Sulut Institute, Ai Firman Mustika SH menjelaskan kepada beritamanado.com bahwa acara Dialog Publik ini didukung oleh Freedom Institute, Youth Freedom Network dan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado serta media partner ManadoSatuNews.com dan Beritamanado.com. Ai pun mengundang dan mengajak para tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat di kota Manado untuk dapat hadir dalam acara Dialog Publik ini. (***)