Manado – Puluhan warga yang merupakan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) adat yang diantaranya Aliansi Makapetor, BMI, Milisi Waraney, Makatana Minahasa, Minahasa Tombulu, Puser In’tana dan sejumlah ormas adat lainnya menyambangi kantor DPRD Kota Manado, Rabu (8/6/16).
Kedatangan mereka untuk mendesak lembaga dewan agar merekomendasikan kepada Pemkot Manado untuk fokus pada rencana pembangunan taman wisata religi di kawasan eks Kampung Texas.
Menurut mereka, rencana awal Pemkot Manado untuk membangun taman wisata religi sudah sangat tepat dan menjadi icon toleransi umat beragama di Kota Manado.
“Di zaman kepemimpinan Walikota Imba (Jimmy Rimba Rogi), warga di Kampung Texas digusur untuk penataan kota yang diantaranya akan dibangun taman wisata religi. Dan di kepemimpinan pak Vicky Lumentut sebagai Walikota, rencana itu juga sudah disosialisasikan. Tapi yang berkembang saat ini, bukannya taman religi yang akan dibangun, melainkan graha religi. Ini yang kemudian kami tentang, karena sudah tidak lagi sesuai perencanaan awal,” kata Welem, perwakilan Aliansi Makapetor.
Ditambahkannya, keberadaan rumah ibadah salah satu agama diatas lahan eks Kampung Texas tidak dipersoalkan melainkan jika diperbaiki untuk menjadi lebih indah lagi, pihaknya sangat mendukung.
“Kalau bangunan Mesjid itu diperbaiki kasi tidak menolaknya. Tapi kalau sudah menggunakan lahan yang rencananya akan dipakai untuk pembangunan ornamen tempat ibadah seluruh agama yang ada, itu tentunya tidak adil. Karena menurut kami, seluruh agama harus mendapat perlakuan yang sama diatas lahan itu,” tegasnya kembali.
Sementara itu perwakilan Ormas Milisi Waraney berpendapat, pergerakan penolakan terhadap pembangunan salah satu tempat ibadah yang mendominasi diatas lahan tersebut yang dilakukan sejak tahun 2015 tersebut bukan karena tidak menghormati nilai-nilai toleransi. Namun menurutnya, Pemkot Manado harus tegas dan bersikap adil dalam memberikan kebijakan.
“Pergerakan ini bukan hanya melibatkan warga Manado. Tapi seluruh warga di Sulut. Karena Manado merupakan icon dari Sulut. Kami meminta ada kejelasan yang jelas bahwa diatas lahan tersebut akan dibangun miniatur tempat ibadah seluruh agama. Kami meminta jangan ada perubahan rencana karena sudah disosialisasikan kepada masyarakat. Pada intinya kami mendukung program pemerintah Kota Manado. Tapi harus tegas dalam mengambil sikap,” serunya.
Penyampaian aspirasi ormas adat tersebut diterima oleh Wakil Ketua DPRD Kota Manado Richard Sualang, Sekretaris Komisi A Hengky Kawalo, ketua Komisi D Apriano Saerang, Stenly Tamo, Benny Parasan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Manado, Bart Assa.
Selanjutnya, pernyataan dewan dan Bappeda Kota Manado terkait permintaan ormas adat tersebut ditayangkan pada berita selanjutnya. (leriandokambey)
Baca Juga: Ini Penjelasan Bappeda Manado Terkait Desakan Ormas Adat