Manado, BeritaManado.com — Organisasi profesi parwisata Indonesian Chef Association (ICA) Sulawesi Utara tetap eksis sejak didirikan tahun 2007 silam.
Baru-baru ini, tepatnya pada 7 November 2018 lalu di Hotel Lion & Plaza Manado digelar Musyawarah Daerah (Musda) untuk melakukan penyegaran pengurus.
Pemerhati Pariwisata sekaligus Penasehat ICA Sulut Dr Drevy D Malalantang SSi SE MPd MM kepada BeritaManado.com, Selasa (13/11/2018) mengatakan bahwa eksistensi ICA tidak lepas dari komitmen jajaran pengurus untuk senantiasa menjalankan apa yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Organisasi profesi di bidang pariwisata lainnya seperti Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), juga melakukan hal yang sama seperti ICA untuk menjaga eksistensi organisasi.
“Semua regulasi organisasi yang tercantum dalam AD/ART itu harus dijalankan, termasuk pembaharuan pengurus melalui mekanisme Musda. Dengan demikian selain eksis, organisasi profesi pariwisata juga bisa berkontribusi secara berkesinambungan dalam pembangunan daerah,” kata Malalantang yang pernah dua periode menjabat sebagai Sekretaris ICA Sulut.
Organisasi serupa seperti Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) juga seharusnya melakukan hal serupa, agra bisa mengevaluasi kinerja pengurus, melakukan regenerasi pengurus sekaligus program kerja yang baru, dimana pada akhirnya dapat mendukung pembangunan kepariwisataan suatu daerah.
Kusus untuk ICA Sulut, Musda dilakukan dengan cara yang cukup unik, dimana palu sidang tidak sebagaimana lazim bentuknya.
“Yang diserahkan oleh Ketua ICA Sulut kepada pimpinan siding sementara Musda ICA Sulut tidak menggunakan benda menyerupai martil, namun apa yang jadi cirri khas seorang chef yaitu Ladle atau Spoon yang dalam bahasa sehari-hari orang Manado disebut Sondo,” tutur Malalantang.
(Frangki Wullur)