Manado – Disaat kesadaran warga negara Indonesia untuk menyelamatkan lingkungan masih rendah, justru kepedulian besar ditunjukkan oleh belasan orang asing yang tergabung dalam North Sulawesi Water Sport Assosiation (NSWA). Para pengusaha diving ini sengaja diundang Pansus RTRW DPRD Sulut yang dipimpin Tonny Kaunang untuk mendapatkan masukkan terkait pariwisata bahari.
Dihadapan anggota Pansus RTRW diantaranya, Sherpa Manembu, Eddyson Masengi, Tonny Kaunang, Farid Lauma, Djenri Keintjem, Juddy Moniaga, Mikson Tilaar, Ayub Ali, James Sumendap, Herry Tombeng dan ketua deprov Meiva Lintang, para bule ini menjelaskan kerusakan lingkungan laut di daerah ini. Kerusakan terumbu karang sudah terjadi di beberapa objek wisata seperti laut Bunaken, pantai Malalayang dan beberapa kawasan pantai lainnya.
“Sembilan puluh persen keindahan laut di Sulut sudah hancur, salah-satunya karena aktivitas pertambangan. Bersama-sama kita harus bertanggung-jawab pada dunia yang kita tempati sekarang. Kami peduli dengan laut di Sulut, kami peduli dengan laut yang bapak-bapak punya,” ujar Simone Gerritsen dari Thalassa Dive Center sambil menunjuk kepada para anggota deprov.
Dicontohkan Simone, program Ekowisata yang digagas Pemkot Manado tidak berjalan sesuai konsep lingkungan yang sebenarnya. “Bicara Ekowisata maka segala macam pembangunan harus berorientasi pada wisata alam dan lingkungan, yang terjadi sekarang tidaklan demikian,” tukas bule berkewarganegaraan Belanda ini.
Senada dikatakan Andrea Bensi dari Eco Divers. Menurut bule berwarganegara Italy ini, pembangunan ekonomi daerah haruslah memperhitungkan stabilisasi lingkungan. “Nah, pariwisata tidak bisa hidup tanpa stabilitas lingkungan,” ujarnya.
Sementara Ketua Pansus RTRW Tonny Kaunang mengakui bahwa pariwisata merupakan salah-satu leading sektor, namun potensi pertambangan di Sulut juga cukup besar sehingga membutuhkan harmonisasi. Kaunang meminta keinginan dan aspirasi pengusaha wisata bahari bisa dimasukkan secara tertulis dan terperinci.
“Bicara pariwisata dan pertambangan ini tidak akan pernah ketemu. Pasti banyak potensi konfliknya. Saya berharap aspirasi dan keinginan saudara-saudara dapat dibuat tertulis secara rinci dan lengkap,” tutur Kaunang. (jerry)