Manado – Karier politik dan prestasi Olly Dondokambey di kancah nasional terbilang gemilang. Tetapi justru Olly mengabil langkah kembali ke Manado untuk mengabdi bagi Sulawesi Utara.
“Saya kira ini sebuah keputusan mulia seorang Olly. Dia meninggalkan karier politiknya ketika sedang dipuncak,” kata wartawan senior Sulut Freddy Roeroe.
Olly memang sedang di puncak karier politik. Terakhir Olly menduduki posisi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Bendahara Umum PDI Perjuangan, Pimpinan Badan Anggaran DPR RI. Jabatan seperti itu belum pernah diraih kader Sulawesi Utara.
Menurut Freddy Roeroe tidak banyak orang yang bisa melakukan langkah ‘pulang kampung’ ketika kariernya sedang memuncak.
“Olly belum pensiun di Jakarta, dia sedang eksis di kancah elit nasional. Ini hendakanya dilihat sebagai sebuah niatan mengabdi untuk daerahnya,” kata Roeroe dalam diskusi terbatas dengan sejumlah wartawan, aktivis, dan tokoh masayarakat, Selasa (6/10) di Manado.
Max Willar, pengamat sosial asal Minahasa yang lama tinggal di Jakarta menambahkan, langkah Olly kembali ke Manado adalah sebuah ketusan pribadi yang patut diteladani.
“Keputusan itu adalah sikap moral kecintaan dan kepeduliannya pada daerah asalnya. Saya memang sempat terkejut mendengar itu, tetapi kemudian saya meyakini ini sebagai sebuah keputusan moral,” katanya.
Ditambahkan Max Willar, dalam pengalaman sejarah kepemimpinan era orde baru dan era reformasi, tidak banyak pemimpin asal Sulut yang sedang berprestasi dan jauh dari pensiun kemudian secara pribadi kembali ke daerah.
“Dulu pernah ada tokoh militer yang sedang berprestasi kembali ke Manado, tetapi itu terjadi karena perintah Soeharto,” jelas Max Willar.
Namun Willar dan Roeroe menjelaskan, langkah Olly hendaknya dapat menjadi teladan dan pembelajaran bagi kader-kader Sulut baik yang ada di daerah maupun di luar daerah. Mereka berpendapat, berprestasi dan mengabdi tidak selalu bergerak dari pusat ke daerah.
“Olly memberi paradigma baru serta penguatan orientasi, bahwa daerah adalah alamat aktualisasi pengabdian,” tutur Freddy Roeroe.
Sikap moral pengabidan dimana saja, sebenarnya terjadi pada Steven Kandouw, tokoh muda yang sebenarnya sudah berada di “zona nyaman” sebagai Ketua DPRD Sulut, akhirnya memilih meninggalkan kursi pimpinan dewan.
“Jujur saja, kalau normal-normal saya tidak ingin meninggalkan kursi Ketua DPRD Sulut. Tetapi sebagai kader saya harus taat dan loyal pada amanat partai. Memberi diri mengabdi dimana saja,” tutur Steven beberapa hari sebelum mendaftar sebagai pasangan calon mendampingi Olly Dondokambey.
Menurut Freddy Roeroe, Olly dan Steven sama-sama melewati pergumulan pribadi sebelum akhirnya memutuskan maju mencalonkan diri.
“Olly dan Steven telah berhasil memenangkan pertandingan melawan hasrat dan ego pribadi masing-masing di puncak karier. Kini mereka bertekad memenangkan Sulawesi Utara,” tutur Joppie Worek, wartawan senior menyimpulkan. (***/jerrypalohoon)