Manado – Guna memacu gerak langkah pembangunan sektor pariwisata yang merupakan prime mover pembangunan, maka pada 3 Juli 2016 lalu, dengan susah payah kita berhasil membuka akses penerbangan langsung dari Manado ke 7 kota di Republik Rakyat Tiongkok, yang memiliki potensi wisatawan luar biasa, sehingga arus wisatawan mancanegara asal Tiongkok terus membanjiri daerah ini.
Demikian dijelaskan Gubernur Olly Dondokambey ketika menyampaikan sambutan HUT ke-54 Provinsi Sulawesi Utara, 23 September 2018, pada rapat paripurna istimewa DPRD Sulut, pekan lalu.
“Lihat saja data rilis BPS Sulut, pada 2015 wisatawan mancanegara yang berkunjung hanya 19.465 orang. Di 2016 meningkat lebih 100 persen, atau mencapai 40.624 orang, dan 2017 naik 200 persen menjadi 80 ribu orang. Hingga 24 September 2018, jumlah wisatawan mancanegra telah menembus angka 206.264 orang,” terang Olly Dondokambey pada rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Andrei Angouw, didampingi wakil ketua Stefanus Vreeke Runtu, Marthen Manopo dan Wenny Lumentut.
Lanjut Olly Dondokambey, tentu saja kunjungan wisatawan ini memiliki dampak pengganda (multyplier effect) bagi perekonomian masyarakat, karena kunjungan para turis, melalui spending money, yang mereka keluarkan berkisar Rp.15 juta hingga Rp.30 juta per orang.
Menurut Olly Dondokambey, total uang yang berputar dan beredar di Sulut khususnya dari turis mancanegara jika diasumsikan per turis membelanjakan Rp.15 juta per orang (hotel, transportasi dan kuliner), jika dikalikan dengan jumlah 206.000 turis, maka akan didapatkan angka sebesar Rp.3,09 triliun.
“Sementara untuk turis domestik membelanjakan Rp.5 juta, maka didapatkan angka sebesar Rp.13 triliun. Sehingga total dana yang beredar di Sulawesi Utara dan ikut dinikmati masyarakat adalah sebesar Rp.16,09 triliun,” jelas Olly Dondokambey pada rapat paripurna juga dihadiri Wagub Steven Kandouw dan sejumlah kepala daerah.
(JerryPalohoon)