Bitung – JJ alias Opo (25) mengaku dirinya sengaja dijebak dalam kasus pencatutan nama Walikota dan Wakil Walikota untuk menipu salah satu kontraktor asal Surabaya.
Dari balik tahanan Polres, pria dari Pulau Lembeh ini membantah jika dirinya meminta uang kepada korban, James Yung Setiawan melainkan diberikan untuk melobi proyek di Pemkot Bitung.
“Yang melaporkan saya adalah ipar Ketua DPRD yang meminta bantuan melobi proyek dengan memberikan uang pelicin,” kata Opo dari balik tahanan beberapa waktu lalu.
Opo mengatakan, Ketua DPRD Bitung terlibat secara tidak langsung dalam kasus ini karena yang menginginkan proyek itu adalah Ketua DPRD lewat iparnya.
“Namun karena posisinya sebagai anggota DPRD maka, Pak Jeffry menyerahkan pengurusan proyek kepada iparnya dan saya hanya membantu saja,” katanya.
Ia juga menyatakan, uang Rp50 juta yang diberikan secara bertahap yakni Rp20 juta dan Rp50 juta diberikan oleh ipar Ketua DPRD dengan tujuan memuluskan lobi proyek.
“Saya tidak meminta tapi diberikan dengan tujuan uang pelicin agar proyek bisa didapat,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga mengaku memiliki beberapa paket proyek yang saat ini sementara berjalan yang didapatkan di beberapa perangkat daerah.
“Ipar Pak Jeffry tidak sabar, padahal proyek itu bisa didapatkan malah melaporkan saya ke Polisi,” katanya.
Nyanyian Opo itu dibantah Ketua DPRD Kota Bitung, Laurensius Supit walaupun ia mengakui yang melaporkan adalah iparnya karena merasa tertipu.
“Bagaimana bisa saya dikaitkan dengan persoalan ini. Sejak awal saya tidak pernah tahu menahu bahwa Ipar saya menyerahkan sejumlah uang untuk mendapatkan proyek karena saya memang tidak bisa mengurus proyek,” katanya, Jumat (22/09/2017).
Ia mengaku akan mengkonfirmasi langsung kepada Opo dan penyidik Polres soal tudingan itu karena sudah mengarah pada pencemaran nama baik.
“Saya akan temui dia, berani sekali menyebut saya terlibat,” katanya.
Ditanya soal apakah dia mengenal Opo, Laurensius mengaku mengenalnya karena dulu pernah menjadi salah satu pengawas proyek yang ia kerjakan ketika belum menjadi anggota DPRD.
“Dulu memang dia kerap saya suruh mengawasi beberapa pekerjaan kecil, tapi soal ipar saya berhubungan bisnis dengan dia saya tidak tahu sama sekali. Kalaupun saya tahu. Pasti saya peringatkan lebih dahulu karena orangnya memang tidak bisa dipercaya,” katanya.(abinenobm)