Manado – Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara masih terendah diantara 6 provinsi di Pulau Sulawesi.
Menurut Wakil Ketua DPRD Sulut, Wenny Lumentut, penyebab nilai tukar rendah karena petani Sulawesi Utara memiliki kebiasaan konsumtif seperti masyarakat perkotaan.
“Sesuai data BPS juga terungkap pada LKPJ Gubernur petani kita sangat konsumtif. Misalnya, setelah panen mereka (petani) langsung ke kota berbelanja. Panen dari hasil menanam berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun habis sekejap,” ujar Wenny Lumentut kepada beritamanado.com, Senin (17/4/2017).
Pengusaha sukses berlatar belakang petani ini, mengingatkan masyarakat petani untuk merubah pola hidup termasuk pola belanja. Di desa semua kebutuhan sehari-hari tersedia harus dimanfaatkan dengan baik, tidak harus berbelanja besar-besaran di kota.
“Silahkan belanja di kota tapi harus perhitungan. Kalau cuma soal makan hampir semua tersedia di desa dengan harga murah, seperti kebutuhan pokok sehari-hari tersedia di desa,” tukas Wenny Lumentut. (JerryPalohoon)