MANADO – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memprogramkan pelatihan bagi usaha industri kecil menengah (IKM) agar mampu menghasilkan komoditas kayu ramah lingkungan.
“Pasar luar negeri sudah semakin ketat mensyaratkan komoditas kayu yang ramah lingkungan, untuk itu pemerintah daerah memprogramkan pelatihan pengembangan IKM mampu hasilkan kayu bebas dari kandungan bahan kimia berbahaya,” kata Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan IKM Sulut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Nico RambitaN, Senin (8/8).
Nico mengatakan, selama ini prosesing kayu oleh IKM Sulut ada yang menggunakan bahan berbahaya dalam proses akhirnya, akibatnya ketika masuk pasar luar negeri banyak diantaranya yang ditolak.
“Karena itu sudah saatnya bagi IKM di daerah ini untuk mampu menghasilkan produksi tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya atau ramah lingkungan,” kata Nico.
Kehadiran terminal kayu di Kota Bitung, kata Nico dengan sendirinya berpotensi meningkatkan permintaan kayu kelapa Sulut, karena itu mulai dari sekarang sudah harus mulai persiapkan sisi kualitasnya,”kata Nico.
Nico mengatakan, dengan adanya pelatihan kepada IKM ini, maka diharapkan produksi kayu yang dihasilkan IKM daerah ini dapat menembus pasar yang lebih luas.
Disperindag Sulut dalam pelatihan ini mendapatkan bantuan dari Kementerian Perindustrian RI, dengan tujuan akhirnya peningkatan produktivitas Indonesia.
“Produk kayu merupakan salah satu komoditas ekspor yang potensial terutama untuk produk kerajinan dan rumah tinggal,” kata Nico.
Beberapa tahun silam, kata Nico industri kayu kelapa Sulut pernah berjaya sebagai salah satu andalan ekspor ke berbagai negara baik dalam bentuk bahan baku maupun bahan setengah jadi,” kata Nico.
“Potensi pasar yang pernah tercipta ini menjadi peluang untuk dikembangkan kembali menjadi pasar potensial,” kata Nico.(rbn)