AMURANG—Warga Amurang dan Minsel pada umumnya mengeluh pasokan ikan di pasar 54 Amurang. Pasokannya hanya sedikit dan juga mahal. Ini karena, nelayan Amurang khususnya enggan melaut akibat angin kencang beberapa pekan terakhir ini.
Dari pantauan media ini di pasar 54 Amurang, khusus lokasi yang berjualan ikan segar hanya terlihat satu dua penjual. Usut punya usut, ternyata para nelayan enggan melaut karena cuaca ekstrim di laut. Sampai-sampai, mereka takut melaut.
Akibatnya, harga ikan segar yang dijual pun selangit. Lebih parah lagi, harga satu ekor dijual hingga Rp 20.000 hingga Rp 30.000/ekor. Ini karena, hanya satu dua orang saja yang berjualan ikan di pasar segar.
‘’Saya takut melaut. Memang, sudah beberapa hari terakhir ini cuaca ekstrim di laut sangat tinggi. Akibatnya, kami menunda untuk melaut sekaligius mencari ikan. Memang tak biasanya, tetapi dari pada harus celaka lebih baik tak melaut,’’ ujar Lexi Durand, nelayan asal Ranoiapo kepada media ini, Minggu tadi.
Lain lagi kata Ny Nelly Aluy-Mokodompit, IRT asal Buyungon, untuk mendapatkan ikan harga murah sangat sulit. ‘’Ini lantaran, beberapa pekan terakhir atau di minggu-minggu ini laut lagi ganas. Cuacapun terjadi ekstrim, maka banyak nelayan di Amurang dan Minsel enggan melaut. Akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut. Dengan demikian, harga ikan melonjak,’’ jelas Ny Nelly.
Sama halnya dengan Sonya Johanis, IRT Kilometer Tiga menuturkan soal harga ikan di pasar belakangan ini melonjak naik. ‘’Ya, mau bilang apa lagi. Harga ikan kini melonjak di pasar ikan. Dengan sendirinya, karena ikan mahal terpaksa harus membeli daging saja. Karena, harga daging pun masih stabil Rp40.000/kg. Sedangkan harga ikan yang ada saat ini hampir bersamaan. Jadi, kami pilih daging saja,’’ kata Johanis. (ape)