
Bitung—Pihak Pertamina tetap menjamin tidak ada kelangkaan dan keterlambatan pasokan BBM ke tiap SPBU namun warga tetap mengantri untuk mendapatkan BBM. Terutama para nelayan yang sementara menghadapi musim ikan tetapi terkendala dalam mendapatkan BBM.
Buktinya, sejumlah perusahaan yang memiliki ijin menyalurkan BBM bagi nelayan mengaku jatah yang diberikan Pertamina tidak mencukupi. Seperti PT Getra Mitra Usaha atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) Perikani Aertembaga hanya memperoleh jatah dari Pertamina 1000 ton perbulan dan melayani kapal-kapal ikan lebih dari 30 Gross Ton (GT) bukan hanya kapal pengusaha Kota Bitung tetapi juga ada yang datang dari luar daerah.
Demikian juga PT Surya Parwa Niaga Perikani yang melayani kapal-kapal ikan kurang dari 30 GT yang sesuai prosedur mendapat kuota sebanyak 250 ton BBM jenis solar subsidi namun hanya 50 ton yang dikirim Pertamina setiap bulannya. “Jumlah kapal ikan di Kota Bitung kian hari makin bertambah sehingga jatah setiap kapal lebih dari 30 GT biasanya diberikan 25 ton per trip tapi untuk memenuhi semua kebutuhan kapal disalurkan secara merata hanya 15 ton per kapal perbulan,” kata Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Mian Sitanggang.
Padahal pihaknya mengaku telah mengusulkan penambahan 200 ton BBM jenis solar namun hingga kini tidak pernah direspon oleh pihak Pertamina. “Semua tergantung Pertamina, karena kami hanya menyalurkan BBM yang didapakan yang jelas-jelas tidak mampu lagi mengkafer kebutuhan BBM nelayan,” katanya.
Akibatnya, menurut salah satu pengurus Asosiasi Kapal Perikanan Nasional (AKPN) Kota Bitung, Decky Sompotan mengatakan sebagian nelayan dan pengusaha kapal terpaksa harus mmebeli solar non subsidi agar tetap melaut. “Pertamina tidak berpihak pada masyarakat nelayan sedangkan ekonomi Kota Bitung sebagian besarnya ditunjang oleh para pencari ikan atau nelayan,” kata Sompotan.(enk)