Manado – Keadaan Unsrat semakin memprihatinkan dengan berbagai polemik yang ada saat ini, sudah seharusnya seluruh entitas masyarakat kampus untuk berbuat demi mempertahankan nama besar pendiri kampus ini. Dr. Sam Ratulangi.
Hal ini diyakini Herman Nayoan bahwa cukup banyak dosen serta mahasiswa yang prihatin dengan keadaan Unsrat, namun enggan berpendapat atau bersikap sebab semuanya dibawa bayangan intimidasi penguasa.
“Saya masih terlalu yakin di kampus ini (Unsrat-red) ada banyak dosen serta mahasiswa yang menginginkan perbaikan, bahkan mensuport apa yang dilakukan oleh Flora cs atau Tim 10. Namun semuanya tidak mampu bersikap karena dibayangi dengan intimidasi pimpinan kampus saat ini,” beber Nayoan yang dikenal dekat dengan Tim 10 ini.
Ditambahkan Nayoan bahwa bentuk intimidasi di kampus saat ini diberlakukan secara sistemik untuk menakut-nakuti setiap warga kampus yang ingin bersikap. “Jadi bentuk intimidasi kalau kepada dosen tidak akan kenaikan pangkat, tidak serdos, sementara kalau mahasiswa diintimidasi dengan cara pemasungan nilai, skors bahkan drop out. Inikan bentuk praktik kediktatoran,” tambah Nayoan.
Sementara itu salah satu mahasiswa yang tidak mau ditulis namanya membeberkan bahwa benar adanya terkait ancaman-ancaman para penguasa kampus. “Ia,.. Memang benar saat ini kami (mahasiswa-red) banyak diintimidasi dengan cara skors. Hal ini dilakukan secara sistemik, dari jurusan, fakultas bahkan sampai Universitas,” jelas mahasiswa Fisip Unsrat ini.
Memang ada beberapa catatan beritamanado dimana pimpinan membungkam kreativitas mahasiswa dengan cara mengintimidasi menggunakan metode ancaman skors. Sebut saja yang pernah mengalami hal tersebut Risat Sanger, Susanto Amisan, Arianty Rahman, serta Donis Katengar. Keempatnya notabene mahasiswa Fisip.(jk)