Manado – Sekitar satu bulan sebelum pemilihan ketua KPK, seorang sahabat lama datang dari Sulawesi Selatan membawa pesan singkat dari dari kawan-kawan Sulsel, “DEMI PEMBERANTASAN KORUPSI, DUKUNG ABRAHAM SAMAD!”
Pesan berantai itu kemudian menggerakan semua jejaring kami menjadi rangkaian tindakan di berbagai lini. Dalam banyak kesempatan semua jejaring di berbagai partai bekerja meyakinkan para anggota DPR bahwa memilih Abraham Samad adalah pilihan yang paling Tepat!
Malam di hari kedua setelah Abraham Samad terpilih menjadi ketua KPK sekitar pk 23 WIB ia menghubungi saya dan mengucapkan terima kasih serta berjanji memberantas Korupsi tanpa pandang bulu.
“Hari berganti minggu berganti bulan pengusutan kasus-kasus besar Korupsi berjalan sangat lambat. Kasus Century, Hambalang, Rekening Gendut muncul tenggelam tanpa kepastian. Diberbagai daerah Korupsi dalam bentuk Pungli besar-besaran yang diperkirakan bisa mencapai Rp 60 – 70 Trilyun, rutin per tahun dalam kemasan Sumbangan “paksaan” Pihak Ketiga dari berbagi sektor usaha terus terjadi dan tidak tersentuh,” ujar mantan Ketua Forkot, Adian Napitupulu dalam release yang dikirimkan ke redaksi BeritaManado.com.
Ditambahkannya, semangat menggebu, keyakinan yang kuat pada Abraham Samad seperti yang ditularkan oleh sahabat dari Sulsel mulai luntur pelan-pelan. Abraham Samad terjebak dalam lingkaran yang membuat dia menjadi penuh keraguan dan kehilangan karakter keberanian badik Sulawesi yg terkenal bertarung satu-satu dengan badik dalam lingkaran sarung.
Hingga hari ini, ditengah harapan yg dikecewakan, masih jutaan orang berharap pada keberanian Abraham Samad. Walau tanpa kepastian kapan harapan itu terwujud.
Dalam rentang waktu kontemplasi, pada akhirnya kembali saya belajar bahwa harapan perubahan tidak bisa diserahkan pada kekuatan 1 orang tetapi harus diserahkan pada Kekuatan Rakyat sebagai pemilik sah Republik ini. Sekali lagi saya belajar untuk TIDAK BERHARAP PADA ORANG tapi berharaplah pada Rakyat sebagai Suara Tuhan. (oke)