
BERTITIK tolak dari upaya perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu, tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan. Tahun 2005 jumlah TK 61 buah, SD sebanyak 96 buah, SLTP sebanyak 29 buah dan SLTA sebanyak 22 buah.
Partisipasi sekolah merupakan masalah yang paling signifikan yang patut dikedepankan dalam analisis pendidikan. Dengan melihat angka partisipasi sekolah di Kota Bitung, secara langsung kita akan dapat melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan pendidikan di kota serba dimensi ini.
Angka partisipasi Kasar (APK) merupakan angka yang mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai jenjang pendidikan tersebut. APK memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak yang menerima pendidikan pada jenjang tertentu. Namun, indikator ini lebih banyak bercerita tentang keberhasilan sistem pendidikan dalam mendidik anak dan remaja, dan bukan pada penduduk dewasa.
Salah satu faktor penting dalam kelangsungan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah tersedianya lembaga keuangan dan perbankan daerah sebagai fasilitas meminjam dana dan penggerak investasi baik oleh pemerintah maupun dunia usaha. Dalam era otonomi daerah derap laju pembangunan kabupaten/kota sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah yang dimiliki untuk membiayai aktifitas pembangunan dan pemerintahan.
Skala prioritas kebutuhan menjadi pertimbangan utama mengalokasikan keuangan daerah disamping arah efisiensi dan manfaat dalam upaya memenuhi aspirasi masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan. Kota Bitung dengan berbagai pertimbangan telah berusaha menggali potensi Pendapatan Asli daerah (PAD) sebagai salah satu sumber keuangan daerah disamping pendapatan dana perimbangan pemerintah pusat dan provinsi, serta lain-lain pendapatan yang sah.
Besarnya PAD yang diterima pada Tahun 2005 masih memberi kontribusi sebesar 6,03% pada APBD, naik dari tahun 2004 yang menyumbang 5,99 %. Kinerja pembangunan pemerintah daerah tidak terlepas dari pelaksanaan manajemen pemerintahan yang baik, yang pada akhirnya dapat ditunjukkan dari indikator ekonomi makro. Disamping itu banyak ahli pembangunan mengungkapkan bahwa keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari berbagai indikator seperti : angka kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi dan ibu melahirkan, kemampuan baca tulis, umur harapan hidup dan sebagainya yang akhirnya dapat tercermin dari indeks pembangunan manusia (Human Development Index).
Upaya pembangunan ekonomi melalui berbagai program kebijakan telah menunjukkan kecenderungan semakin baik. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi, menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan melebihi pertumbuhan Tahun 2002.
Bentuk dan penggunaan lambang daerah Kota Bitung, diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1991.
Bentuk, warna dan bagian-bagian lambang : Lambang Daerah berbentuk segi lima, bis luar berwarna merah dengan warna dasar biru laut.
Di tengah lambang terdapat gambar setangkai daun pohon bitung berjumlah 17 helai berwarna hijau, dihubungkan oleh 8 lingkaran kecil berbis hitam dengan setangkai mayang bunga kelapa yang belum mekar berjumlah 45 berwarna kuning emas. Di tengahnya terdapat sketsa yang terdiri dari :
Dua ekor ikan berwarna perak
Sebuah jangkar kapal berwarna perak
Sebuah bangunan industri
Sebuah bangunan kantor pemerintahan
Sebuah bangunan perdagangan
Seekor burung Manguni berwarna hitam
Gunung Duasudara berwarna hijau.
Di bagian bawah terdapat pita putih berbis merah bertuliskan Kota Bitung.
Arti gambar-gambar pada lambang daerah:
Bentuk segilima lambing daerah mengartikan bahwa Pancasila sebagai Dasar NKRI dan sebagai falsafah dan pedoman hidup, mendasari dan menjiwai segala segi kehidupan.
Setangkai daun pohon bitung. Sejarah nama Kota Bitung diambil dari nama pohon bitung. Jumlah helai daunnya 17 melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Lingkaran kecil berjumlah 8 buah melambangkan bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Setangkai mayang bunga kelapa yang belum mekar berjumlah 45 simbol tahun Proklamasi Kemerdekaan, juga tanda kemakmuran, kemurnian dan keluhuran masyarakat dalam mencapai cita-cita adil dan makmur.
Dua ekor ikan warna perak melambangkan kekayaan laut Bitung, sebagai penghasil dan pengekspor ikan.
Sebuah jangkar kapal menggambarkan Bitung sebagai Kota Pelabuhan yang menjadi gerbang utama melalui laut.
Bangunan industri melambangkan dimensi Kota Bitung dengan ditetapkannya sebagai pusat kawasan industri Sulawesi Utara.
Bangunan kantor pemerintah bermakna bahwa semua potensi yang ada merupakan tanggung jawab pemerintah dalam menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien bagi kepentingan pembangunan daerah.
Bangunan perdagangan lambang dimensi lain dari Kota Bitung yang sangat menentukan dinamika kehidupan perekonomian.
Gambar Gunung Duasudara dengan warna hijau melambangkan letak geografis Kota Bitung yang berada di kaki Gunung Duasudara yang subur.
Burung Manguni symbol keperkasaan, kewaspadaan danmewarisi nilai-nilai budaya dengan semangat Mapalus.
Penjelasan warna:
Biru Laut : Simbol ketenteraman, kebahagiaan, kesetiaan, kehormatan, keluhuran dan simbol Kota Bitung sebagai Kota Pelabuhan.
Kuning : Simbol kemakmuran, kejayaan dan kemurnian dalam melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya terhadap Bangsa dan Negara.
Hijau : Simbol kesuburan alam senagai potensi kehidupan masyarakatnya dalam mendukung pembangunan
Perak : Simbol kejayaan dan kemegahan daerahnya.
Putih : Simbol kesucian hati, citra yang bersih dalam menjalankan tugas.
Merah : Simbol keberanian dan jiwa perwira untuk membela Bangsa dan Negara.
Hitam : Simbol sifat persatuan dan kesatuan
Kota Bitung dipimpin oleh seorang Walikota yang memiliki masa jabatan 5 tahun. Nama-nama Walikota yang pernah menjabat sebagai Kepala Pemerintahan di Kota Bitung adalah sebagai berikut :
1. W. A. Worang (1975-1979)
2. Drs. K. L. Senduk (1979-1986)
3. Drs. S. H. Sarundayang (1985-1992)
4. Drs. S. H. Sarundayang (1992-1997)
5. Drs. S. H. Sarundayang (1997-2000)
6. Drs. Is. L.A. Gobel (Pejabat Walikota April-Agustus 2000)
7. Milton Kansil, SE – F.Supit (2000-2005)
8. Drs. Max Lumintang (Pejabat Walikota Agu 2005-Feb 2006)
9. Hanny Sondakh – Robert Lahindo, SH, MSi. (2006-skrg) (disadur dari berbagi sumber/tamat)