TONDANO – Pasti semua orang tak mau terjebak macet ketika melakukan perjalanan dengan kendaraan.
Apalagi jika terjebak macet sampai berjam-jam membuat gerah bahkan tak jarang kita mudah terpancing emosi dengan pengendara lain yang main serempet.
Namun pemandangan menarik tersaji ketika puluhan iringan mobil terjebak macet lebih dari 3 jam di ruas Desa Suluan, Kecamatan Tombulu saat perayaan pengucapan Minahasa, Minggu (24/7/2016) sore.
Seorang wanita turun dari mobil tujuan ke Tondano berselfi ria dengan latar belakang iring-iringan kendaraan terjebak macet.
Tanpa malu-malu wanita ini terus berselfi dalam berbagai posisi seolah menghiraukan perhatian banyak warga yang sudah gerah akibat kendaraan tidak bisa bergerak.
Diketahui, Desa Suluan menjadi titik macet paling parah saat perayaan pengucapan syukur, Minggu (24/7/2016).
Padahal, hampir semua ruas jalan di Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa telah dilebarkan.
Kondisi tersebut dikeluhkan masyarakat pengendara salah-satunya Jolly Pakaya, pengendara warga Kelurahan Ranotana, Kota Manado yang melintasi ruas Tombulu pada perayaan pengucapan Minahasa, Minggu.
“Kami lewat disini untuk menghindari macet di jalan Tomohon, nyatanya kami terjebak 4 jam di jalan desa Suluan. Sepertinya pelebaran jalan di Kecamatan Tombulu tidak berguna tanpa pelebaran jalan desa terutama desa Suluan,” tukas Pakaya kepada BeritaManado.com, Senin (25/7/2016).
Bruri Paat, warga Desa Rumengkor mengusulkan pemerintah membangun jalan baru sebagai jalur alternatif di Desa Suluan. Pasalnya, pelebaran jalan di Desa Suluan kurang berdampak pada pengurangan kemecetan lalulintas saat perayaan pengucapan syukur.
“Dilebarkan kurang berdampak mengatasi kemacetan, karena kendaraan hanya bisa parkir di pinggir jalan utama tak memungkinkan parkir dalam lorong. Solusinya bangun jalan baru alternatif di pinggir kampung,” tandas Ketua BPD Rumengkor ini. (jerrypalohoon)