Airmadidi – Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara terlebih khusus Kelurahan Airmadidi Bawah menggelar Musrembang di Kantor Lurah, Jumat (24/1/2014) dipimpin langsung Lurah Airmadidi Bawah Maykel M Parengkuan, S.STP.
Pemateri dan fasilitator, Kaban Bappelitbang diwakili Diane Pangau SE MSi, Ketua PNPM Mandiri Perkotaan Aneke Maringka, Ketua PNPM Airmadidi Bawah Yohan Noldy Awuy, Camat Airmadidi Yenni Awuy SE, Koramil Airmadidi, para Kepala Lingkungan serta tokoh masyarakat dan warga Kelurahan Airmadidi Bawah.
Panitia PNPM Airmadidi Bawah, oleh Yohan Noldy Awuy membeberkan sejumlah hasil proyek pemerintah berupa PNPM pengadaan beberapa jalan, seperti jalan Airmadidi Bawah berupa ‘lapen’ sepanjang 240 meter yang tembus ke Kelurahan Airmadidi Atas, sukses.
Pada kesempatan menyampaikan aspirasi, Pendeta Audy Wangko mempertanyakan status BKSAUA Kelurahan Airmadidi Bawah, kemudian dirinya mengusulkan untuk proyek jalan jangan hanya Lapen melulu . “Coba kalau boleh Pemkab buka jalan tembus yang tidak sepenggal-sepenggal, sebab mengingat jalan sekarang rawan macet, dengan adanya jalan potong, kita bisa mengurangi kemacetan jalan,” katanya
Lain lagi Barnabas (Bas) Tirayoh Kepala Lingkungan III, menurut dia Lingkungan III masih kesulitan air bersih, jalan umum dan suplay penerangan seperti listerik.
Hal itu dibenarkan oleh Ibu Martha Laoh warga Lingkungan I, yang mana mereka butuh tiang listrik.
Dari semua aspirasi warga Kelurahan Airmadidi Bawah, nampak benar bahwa warga menyesalkan proyek pemerintah yang mana, selama ini proyek yang tersalur tidak sesuai keperluan warga.
Lebih mengenaskan lagi Kepala Lingkungan VII Dalimin Susanto mengatakan bahwa keseriusan pemerintah khususnya BNPB terhadap bencana alam, sangat mengecewakan.
Pasalnya, sesuai pantauan wartawan, di Kelurahan Airmadidi Bawah Lingkungan VII pada Rabu (15/1/2014) lalu, ternyata tidak luput dari bencana banjir bandang. Contohnya rumah warga Denny Rompis yang porak-poranda diterjang longsor. “Tidak ada tindak penyelamatan maupun bantuan apa-apa,” keluh Dalimin.
Menurut Kepala Lingkungan VII itu, penyebab air meluap diwilayahnya adalah luapan air dari perbukitan yang tumpah menutupi jalan. “Air meluap ke jalan karena disini tidak ada proyek drainase serta saluran air di tepi jalan. Selain itu, sampai hari ini, kami belum memiliki Tiang Listerik, jadi potensi korslet sangat tinggi,” ujar Dalimin. (robintanauma)