Catatan: Michael ‘Cilo’ Tumiwang
Manado – Kejuaraan Nasional Bridge Online Patkawan antar Kabupaten/Kota se Indonesia diikuti 1000-an atlit dan berlangsung sejak 20 Juli – 23 Agustus 2020 pukul 21.00 Wib, menyisahkan banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Pengurus Besar GABSI.
Hal ini ditegaskan dalam sambutan penutupan Ketua Umum PB GABSI Miranda Swaray Goeltom di saat parade juara melalui aplikasi zoom, Minggu 23 Agustus 2020, pukul 22.00 Wita.
“Terima kasih telah bekerja keras sehingga tournament online ini bisa berjalan dengan baik dan tentu saja dengan bantuan para pemimpin pertandingan di bawah wasit nasional John Tumewu serta seluruh anggota panitia pelaksana,” kata mantan Gubernur BI ini.
Meski begitu, dirinya menyayangkan kerja keras yang disertai peraturan-peraturan yang lebih ketat masih tetap belum sepenuhnya menghalau pemain-pemain yang lebih mengejar kemenangan dan bukannya fair play.
“Ini bisa terlihat dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan ke beberapa tim dan pasangan. Ini suatu hal yang sangat disayangkan,” kata Miranda Goeltom.
Padahal lanjut Miranda Goeltom, meskipun di semi final dan final harus bermain dengan komputer dan wajib video call zoom dan aplikasi penunjang lainnya, tetapi apabila ada yang bermain unfair play di babak penyisihan dan perempat final, maka ada kemungkinan tim yang baik tersingkirkan secara tidak fair di awal pertandingan.
“Di masa datang, PB GABSI akan menerapkan peraturan yang semakin ketat seperti (i) video on zoom sepanjang pertandingan, no kibitzers, no chat among players, no running score, vugraph bergantian dan setiap papan diawasi tournament director,” tegasnya.
Miranda menambahkan ajang Kejurnas Online ini juga diharapkan menjadi sarana persiapan untuk mengikuti FISU World University Championship usia 18 – 25 thn yg akan diadakan 24 Oktober mendatang.
“PB GABSI berkomitmen untuk mendukung Bridge Online yang sudah terbukti merupakan sarana ampuh untuk memberdayakan bibit-bibit atlet dari berbagai penjuru Indonesia, namun akan tetap menjaga reputasi dalam pelaksanaannya,” tukasnya lagi.
Sekedar diketahui, Ketua Panitia Ronny A Lontoh dan Ketua Pelaksana Raf Radiant Agung yang dipercayakan PB GABSI untuk melaksanakan turnamen yang berlangsung selama sebulan penuh ini.
“Untuk itu, segera akan dikeluarkan peraturan yang sangat keras dan tegas tanpa pandang bulu, sehingga pemain yang mencoba bermain unfair dan cheating akan terancam keberadaannya di dunia bridge, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia,” Pungkas Miranda.
Meskipun diakui Miranda Goeltom, iven yang berlangsung secara online ini, cukup menyulitkan panitia pelaksana untuk mengawasi setiap pemain yang bertanding, sehingga kalau ada pemain yang nakal tidak serta merta bisa langsung menghukumnya.
“Beruntung walaupun belum lengkap sekali, PB Gabsi telah mengeluarkan peraturan pertandingan sehingga para pemimpin pertandingan bisa membuat keputusan untuk menghukum para pemain yang sedikit nakal,” tuturnya.
(***)