Tondano – Minimnya minat generasi muda di daerah ini untuk menggeluti cabang olahraga terjun payung mendapat perhatian serius dari Pingkan Mandagi, atlet nasional asal Sulawesi Utara.
Kepada beritamanado.com, wanita pemberani yang sudah mengharumkan nama Sulut di berbagai iven nasional serta Indonesia di tingkat internasional mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. “Saat ini yang masih aktif tinggal saya, Petra Mandagi dan Franky Kowaas. Meski kami telah berhasil merekrut 11 calon atlet termasuk 6 yang telah lebih dahulu mengikuti program latihan lanjutan namun itu belum cukup,” ungkap peraih 2 medali emasi di PON Riau lalu.
Dikatakannya, dukungan masyarakat dan peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam menunjang serta memajukan cabang olahraga yang menuntut keberanian ini. “Dukungan finansial salah satu faktor penting untuk memajukan olahraga ini mengingat fasilitas latihan saja bisa mencapai ratusan juta rupiah. Jadi butuh dukungan dan perhatian serius. Sebenarnya di Tondano punya fasilitas latihan yakni di Stadion Maesa, tinggal bagaimana pemerintah dan tentu saja masyarakat mau serius membangkitkan gairah dan minat generasi muda terhadap olahraga ini,” tukasnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Utara melakukan sosialisasi dan perekrutan calon atlet terjun payung. Terjaring 11 orang dari berbagai daerah, dimana satu diantaranya berasal dari Minahasa. Namun yang baru diikutsertakan dalam agenda latihan selanjutnya baru enam orang karena keterbatasan dana dan tenaga pelatih. (ang)