Pineleng – Awalnya keraguan muncul dari puluhan calon pastor soal wartawan. Karena selama ini, wartawan identik dengan orang yang mencari-cari sensasi.
“Kami pikir wartawan hanya tidak lebih dari seorang paparazzi yang mengejar-ngejar sumber berita. Ternyata wartawan juga belajar soal etika, serta harus punya wawasan dan pengetahuan yang luas. Jujur saja, mindset kami berubah setelah teman-teman dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado membuka wawasan kami soal jurnalistik,” ujar salah seorang frater.
Itulah yang terlihat pada hari terakhir pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP), Jumat (13/09) pekan lalu, yang menjadi sesi yang paling menarik dengan diskusi berbobot. Setelah sehari sebelumnya, para calon pastor ini diberikan tugas untuk membuat tiga jenis tulisan masing-masing, opini, berita langsung (straight news), dan feature, kini giliran frater-frater itu mempresentasikan hasil tulisan mereka.
Frater Dismas Saletia, yang kebagian membuat straight news, mencermati dengan seksama saat beritanya diedit kembali oleh pemateri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado.
“Berita yang dibuat Frater Dismas ini tidak banyak yang kami edit kembali. Tinggal membenahi beberapa tanda baca. Tapi isi dan alur berita ini sudah mengalir. Unsure 5W + 1 H juga sudah ada, bahkan di teras berita,” ujar Ketua AJI Manado Yoseph E Ikanubun, didampingi Sekretaris AJI Manado, Ishak Kusrant dan Koordinator Divisi Advokasi, Agustinus Harry mengomentari berita yang dihasilkan oleh Frater Dismas.
Berita yang dibuat oleh frater kelahiran Mangaran Kabupaten Kepulauan Talaud ini terkait rangkaian kegiatan pelatihan jurnalistik yang berlangsung selama lima hari tersebut.
Giliran berikut adalah Frater Yohanes Susanto yang mendapat tugas membuat feature. Dengan memadukan unsur sastra dan jurnalisme, dia menulis dengan baik dan mendalam tentang pelatihan tersebut. Bahkan unsur-unsur dalam jurnalisme sastrawi seperti setting latar belakang, alur, dan penokohan, dituliskan dengan sangat baik.
“Ternyata calon-calon pastor ini punya bakat kuat untuk menulis, dan menjadi jurnalis,” ujar Kusrant.
Di kesempatan terakhir untuk memberikan pendapat, Frater Revo Sulu mengatakan, pihaknya berterimakasih dengan adanya pelatihan itu.
Pelatihan jurnalistik tersebut dilaksanakan oleh AJI Manado selama lima hari untuk memenuhi undangan Ketua STF-SP, Pastor Amrosius Wuritimur Licc Th Pr. “Para calon pastor ini perlu dibekali juga ilmu jurnalistik,” ujar Pastor Amri. (Agust Hari)