Tondano – Peluang bisnis peternakan itik peking sangat terbuka lebar hingga saat ini. Pasalnya menurut informasi yang dihimpun, seluruh hotel terkenal di kota –kota besar di Indonesia yang menyajikan kuliner khas negeri tirai bambu China itu mendatangkannya dari luar negeri. Kabupaten Minahasa sendiri belum bisa jadi bagian dari bisnis menggiurkan itu lantara belum memiliki konsep peternakan modern.
Jenis unggas air dengan cirri khas berwarna putih kapas ini sebenarnya sudah dibudayakan di sejumlah daerah seperti Kota Langowan. Hanya saja jumlahnya masih sangat terbatas. Selain itu cara pemeliharaan masih sanagt tradisional. Maka dari itu belum bisa memasuki pasar nasional. Menurut berbagai sumber literatur, peternak lebih banyak menjadikan itik petelur sebagai penghasil daging. Namun sayang untuk yang satu ini hanya bisa memasuki pangsa pasar sekelas kios di pinggir jalan.
“Sejauh ini pasokan daging itik peking didatagkan dari Amerika Serikat. Dari Indonesia belum ada. Dalam hal ini pihak hotel sendiri tidak mau mengambil resiko, karena ini menyangkut kualitas dan kesinambungan. Mungkin di kemudian hari jika masyarakat Indonesia sudah mengembangkan pola peternakan modern, itu bisa masuk dalam pasar nasional khususnya di hotel-hotel berbintang,” ngkap Fiera, salah seorang Chef Hotel Ritz Carlton Jakarta kepada BeritaManado, Selasa (4/2/2014).
Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Minahasa sampai saat ini belum terlihat serius membantu masyarakat khususnya peternak untuk mulai mengembangkan cara peternakan modern untuk memasuki pangsa pasar modern. Semetara, pihak Hotel Ritz Carlton Jakarta mengaku belum bisa mengakomodir peternak dalam negeri karena menyangkut kesinambungan pasokan. Hal ini disebabkan masih kurangnya produksi dari jenis itik ini.
“Sebagai peternak itik yang sudah puluhan tahun, belum pernah kami saksikan dan rasakan sentuhan tangan pemerintah secara serius dan berkesinambungan. Kalaupun ada itu hanya bersifat musiman. Ini seperti membuat percobaan saja. Padahal di sebagian besar wilayah Minahasa sangat cocok untuk mengembangkan ternak itik termasuk jenis itik peking. Mudah-mudahan pemerintah saat ini bisa melihat hal ini sebagai bagian dari upaya mensejahterakan masyarakat di kemudian hari,” kata Jotje Manopo, peternak itik Desa Wolaang. (Frangki Wullur)