Manado, BeritaManado.com — Kabar dicoretnya Cabang Olahraga (Cabor) bridge dari perlehatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua memang bak petir di siang bolong.
Keputusan mencoret 10 cabor yang awalnya sudah ditetapkan akan dipertandingkan di PON 2020 hanya kurang dari setahun sebelum penyelenggaraan memang baru pertama kali terjadi dalam sejarah PON.
Sebagaimana dikatakan atlit nasional bridge asal Sulut Bert Toar Polii, ketidakmampuan tuan rumah untuk memenuhi janjinya yang dipresentasikan saat beradu dalam pemilihan tuan rumah PON 2020 harus ditanggung oleh 10 cabor yang tercoret.
“Berapa banyak kerugian yang mereka derita, apalagi sudah ada cabor yang telah mengadakan PRA-PON. Belum lagi ketika keputusan ini sudah resmi diterima oleh Konida maka otomatis dana pembinaan untuk 10 cabor ini akan terhenti. Ini tidak hanya berlangsung tahun 2020 tapi akan berjalan sampai ada keputusan cabor-cabor yang akan dipertandingkan di PON 2024,” tegas Bert Toar Polii.
Dilanjutkan Bert Toar Polii, keputusan tentang cabang yang dipertandingkan biasanya akan muncul awal atau pertengahan tahun 2023 dan berarti 3 tahun lebih tanpa kucuran dana pembinaan dari KONI dan Konida.
“Semoga pemerintah mempunyai jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. Walaupun ditengah kegalauan menanti keputusan resmi tentang nasib 10 cabor ini, cabor bridge tetap menjalankan kegiatan,” akunya.
Meski begitu, ditambahkan Bert Toar Polii, Bulan November depan, kegiatan bridge akan tetap bergulir bahkan dengan agenda sangat padat.
“Pada tanggal 1-3 November akan di gedung PLN Trunojoyo Jakarta akan berlangsung Piala IKA Undip. Sementara itu pada tanggal 2-3 November ada Piala UNRI di Pekanbaru. Minggu berikutnya tanggal 8-9 November ada Piala Tugu Muda di Semarang. Berlanjut minggu berikutnya dimana kembali ada 3 turnamen bridge digelar. Tanggal 11-14 November digelar Kejurnas Bridge Pelajar/Mahasiswa 2019 di Jakarta,” rincinya seraya melanjutkan, tanggal 15-17 November ada Piala Dirut PT Telkom di Jakarta dan pada tanggal 16-17 November juga berlangsung Piala Bank Kaltimtara di Samarinda.
“Selanjutnya ditutup dengan 4th Southeast Asia Bridge Federation Championship yang akan berlangsung tanggal 25-29 Nopember 2019. Sebagai juara bertahan, Indonesia telah mendaftarkan dua tim dari Djarum Bridge Club untuk bertanding di nomor open team, satu tim putri untuk nomor Ladies tim serta satu tim untuk nomor senior team. Di nomor senior team, Bhinneka Bridge Club Jakarta mendaftarkan satu tim. Untuk nomor junior team terdaftar satu tim dari Gresik dan satu lagi dari Universitas Gunadarma. Untuk nomor mixed team, Djarum Bridge Club telah mendaftarkan 3 team,” ungkap Bert Toal Polii dan lanjutnya menambahkan masih banyak klub yang berminat tapi belum mendaftarkan diri, seperti ACR, Kokali, Pertamina Bridge Club dan lain-lain.
(*/AnggawiryaZas)