Minut, BeritaManado.com – Pesta Adat Tulude sebagai tahun baru warga Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro (Nusa Utara) dirayakan secara meriah oleh pemerintah dan masyarakat Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Rabu (31/1/2018).
Untuk pertama kalinya, Tulude digelar dengan prosesi adat murni, contohnya penggunaan bahasa daerah suku Sangihe sepanjang upacara berlangsung.
Ritual dibuka dengan proses penjemputan Hukum Tua Desa Sawangan Stendry Wangke, sambil diiringi Tari Tagonggong, tari khas penjemputan seorang pemimpin.
Hukum Tua bersama istri kemudian diarak menuju bangsal tempat pesta adat Tulude digelar.
Di bangsal, kelompok masyarakat penyelenggara secara gotong-royong menyediakan jamuan makanan yang nanti akan dinikmati dalam suasana akrab dan gembira.
“Orang Nusa Utara di Desa Sawangan berjumlah 170 jiwa, tergabung dalam 73 Kepala Keluarga. Disini, suku kami sudah kawin mawin dengan masyarakat asli desa, kami hidup rukun dan damai berbaur dengan suku lainnya,” ujar Ketua Rukun Nusa Utara Sawangan Tommy Tamangunde.
Dijelaskan Tommy, pada Pesta Adat Tulude tahun ini digelar upacara dengan dua simbol utama yaitu kue Tamo (khas Sangihe) serta kepala babi dan ketupat atau Baaa’ (khas Talaud).
Kue Tamo melambangkan kesejahteraan masyarakat dan hidangan khas bagi pemimpin atau pemangku adat, sehingga di atas kue tamo biasanya dihiasi bendera.
Untuk prosesi Kue Tamo mulai dari cara membawa, memotong dan membaginya memiliki tatacara sendiri yang unik.
Acara ini melibatkan rombongan pembawa Kue Tamo, barisan pengiring, tari-tarian, serta Pentua Adat yang mengucapkan pesan-pesan dalam bahasa daerah asli etnis Sangihe.
Sedangkan bagi etnis Talaud, ketupat juga menyimbolkan kesejahteraan.
Dalam tulude tahun ini, warga Talaud di Desa Sawangan membawa 8 helai ketupat simbol 8 kerajaan di Talaud yang bersatu.
Sementara kepala babi simbol kepemimpinan.
“Pesan para tua-tua adat kami, setiap kami berada di suatu tempat, maka pemerintah disitu harus kami hormati. Dimana kaki berpijak disitu langit dijunjung. Makanya, kami masyarakat nusa utara menjadikan hukum tua sebagai kepala suku kami,” ungkap Tommy.
Hukum Tua Sawangan Stendry Wangke mengapresiasi tradisi Tulude dan berharap pesta adat ini bisa menjadi agenda tahunan di Desa Sawangan karena maknanya yang baik.
“Tulude kegiatan perayaan tahun baru untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan negatif tahun sebelumnya. Tulude juga sangat menghargai pemerintah sebagai kepala adat di desa atau wanua, jadi pemerintah sangat mendukung. Harapan kami, ini jadi kalender tahunan lebih mempererat persatuan tanpa membedakan suku, namun tanpa meninggalkan esistensi budaya lokal Desa Sawangan,” ujar Stendry.
Dalam pesta adat tersebut, turut dirangkai dengan ibadah syukur yang dipimpin Pdt Roy Tamaweol MTh.
Hadir pula Camat Airmadidi Doley Walukouw, perwakilan Polsek Airmadidi, pemerintah dan masyarakat Desa Sawangan.
(Finda Muhtar)