Airmadidi – Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Dikpora) Minahasa Utara (Minut) Drs Maximelian Tapada MSi bahwa gaji guru non Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Minut sudah tembus Rp1,5 juta per bulan rupanya berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan.
Pasalnya hingga saat ini masih ada guru non PNS yang gajinya ‘merayap’ pada nominal Rp200 ribu per bulan.
Tokoh Pemuda Minut Hendra Lumanauw mengkritik keras sikap pemerintah yang dinilai lambat memperhatikan kesejahteraan guru. “Bagaimana guru bisa maksimal bekerja kalau gaji mereka sangat kecil? Di Minut masih ada guru bergaji hanya dua atau tiga ratus ribu dan itu terjadi di sekolah negeri dan swasta,” ujar Lumanauw, Kamis (24/3/2016).
Salah satu guru non PNS yang dimintai keterangan mengatakan, upah tersebut sudah dinikmati selama bertahun-tahun tanpa ada kejelasan mengenai kenaikan upah. “Untuk memenuhi kebutuhan hidup memang tidak cukup tapi kami bekerja mendidik anak-anak agar bisa berhasil nanti,” ujar sejumlah guru Sekolah Dasar (SD) yang minta nama mereka tidak dipublikasi.
Sementara itu Bupati Vonnie Anneke Panambunan memastikan kedepan akan lebih menyeriusi masalah ini.
“Saya sudah bilang ke dinas pendidikan agar gaji guru honor ada standar yang layak. Dan setelah dievaluasi, kita akan plot gaji guru dari dana BOS dan APBD. Saya ingatkan, menjadi guru adalah tugas mulia, jadi tidak boleh kita lupakan kesejahteraan mereka,” janji Panambunan.(findamuhtar)