PULUHAN kerabat dan keluarga menunggu dan terus berharap pesawat Adam Air nomor penerbangan KI-574 akan mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado. Beberapa mulai histeris, ada yang berdoa, ada juga yang termangu. Namun pesawat yang memuat 96 penumpang dan 6 awak itu tak pernah mendarat.
Peristiwa jatuhnya Adam Air KI-574 pada 1 Januari 2007 belum terhapus dari benak keluarga korban. Duka dari udara pada 7 tahun silam itu kembali terjadi menjelang tutup tahun 2014 saat pesawat milik Maskapai Penerbangan Air Asia beberapa hari lalu juga mengalami naas.
Mengenang Adam Air yang sebagian besar penumpangnya adalah warga Kawanua, harusnya pesawat itu mendarat di Sam Ratulangi pada pukul 16.14 Wita, setelah berangkat dari Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 12,55 WIB. Namun pada 14.53 Wita, kabar terdengar pesawat putus kontak dengan Pengatur lalu-lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin Makassar. Terakhir diketahui posisi pesawat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar pada ketinggian 35 ribu kaki.
Pencarian mulai dilakukan. Disertai dengan kesimpangsiuran informasi. Sehari setelahnya, terdengar kabar penemuan pesawat Adam Air di kawasan perbukitan di Kecamatan Matangnga, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Namun hasilnya nihil.
Pencarian badan pesawat, pun ikut dibantu tim dari mancanegara. Nanti 7 bulan kemudian atau tepatnya 27 Agustus 2007 kotak hitam ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR), juga ditemukan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder atau CVR) di kedalaman 2.000 meter.
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut, kedua pilot terkonsentrasi memperbaiki kerusakan dan lupa memerhatikan instrumen yang lain. Mereka tidak menyadari pesawat miring dan turun mendekati laut. Mereka baru sadar dua menit sebelum pesawat pecah menabrak laut.
Pada Agustus 2008, beredar rekaman pembicaraan yang konon pembicaraan terakhir di kokpit Adam Air KI-574. Jika rekaman itu asli, rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyimpulkan kecelakan akibat kesalahan manusia (human error) dianggap tidak mendasar dan keliru.
Dari rekaman tersebut, selain karena IRS-nya tidak berfungsi, terdapat faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kecelakaan yang menewaskan 102 penumpang pesawat Boeing 737-400 tersebut. Jadi, bukan human error. Departemen Perhubungan menyatakan, rekaman asli ada di KNKT tersimpan dalam boks tertutup bersifat rahasia dan berbentuk pita. Yang beredar itu tidak asli dan tidak orisinal. Lantas bagaimana sebenarnya misteri Adam Air? Tak pernah terbuka hingga kini meski maskapai itu akhirnya ditutup. (Ady/dari berbagai sumber)