Manado – Terkait isu HIV-AIDS di Sulut, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Sulut, Djouhari Kansil menyebutkan, estimasi populasi beresiko tahun 2009, pengguna napza suntik (penasun) 1.1928, pasangan penasun 525, wanita pekerja seks (WPS) langsung 1.493, WPS tidak langsung 1.979, waria 1.395, lelaki seks dengan lelaki 18.252, pelanggan WPS 43.847, pelanggan waria 2.758, pasangan pelanggan 23.82, warga binaan pemasyarakatan 1.534, Odha 2.069.
Sedangkan populasi beresiko hasil pemetaan tahun 2012 berada di tiga kota yaitu WPS L Manado 831, Bitung 153. WPS TL Manado 1.190, Bitung 415 Tomohon 268. Pelanggan Manado 7.520, Bitung 7.348, Tomohon 3.175. Penasun Manado 460, Bitung 267, Tomohon 1.570. LSL Manado 1.360, Bitung 267, Tomohon 1.570. Trans Gender Manado 483, Bitung 98, Tomohon 33, dan sebagian tempat beresiko ini sudah terdapat outlet kondom.
Selama empat tahun (2009-2012) Sekretariat KPAP Sulut mendapat bantuan dana hibah tiap tahun sebesar Rp 500 juta, dana APBD sebesar Rp 150 Juta (2010-2011). Selanjutnya tahun 2013 ini mendapat dana hibah Rp 200 juta ditambah dengan dana dari 11 SKPD terkait memiliki anggaran HIV-AIDS sebesar minimal seratus juta, serta bantuan dana dari Global Fund melalui KPA Nasional,” ujar mantan Kadis Diknas Sulut.
Kansil juga menyampaikan, distribusi penderita HIV/AIDS di Sulut hingga Maret 2013 sesuai golongan umur 1-60 tahun termasuk yang tidak diketahui, HIV 461, AIDS 804 Total penderita 1.265 orang, sedangkan distribusi penderita menurut pekerjaan penyumbang terbesar yaitu swasta/wiraswasta 366, IRT 244, dan tidak bekerja 159. Sedangkan menurut Kabupaten/kota: Manado 497, Bitung 273 dan Minahasa 135, menurut faktor resiko heterroseksual 1033, pengguna napsa/IDU 111 dan perinatal 67.
“Sedangkan upaya pencegahan dan penganggulangan HIV-AIDS di Sulut didasarkan pada tujuan strategis dan rencana Aksi (Sran) 2010-2014 meliputi empat hal yaitu mencegah penularan HIV, Meningkatkan mutu hidup ODHA, Mengurangi dampak sosial ekonomi epidemis AIDS serta Meningkatkan lingkungan kondusif,” tambah Kansil.(jrp)