AMURANG—Jembatan Patah Ranoyapo yang terletak antara Kelurahan Buyungon-Amurang dan Kelurahan Rumoong Bawah-Amurang Barat kondisinya kian memprihatinkan. Pasalnya, sejak patah tahun 2000, sewaktu bencana alam Minahasa Selatan. Kondisinya semakin memprihatinkan, yaitu sesuai informasi semakin berada di kedalaman. Olehnya, mengingat kondisi diatas tambah parah, telah diusulkan ke Pemprov melalui Dinas PU Sulut untuk dibongkar.
Kepala Dinas PU Kabupaten Minahasa Selatan, Ir Joutje Tuerah ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. ‘’Itu benar, bahwa kami telah mengusulkan ke Dinas PU Sulut, supaya, jembatan patah Ranoyapo dibongkar saja. Mengingat lagi, kondisi jembatan patah tersebut makin lama makin kedalam,’’ ujar Tuerah.
Kata Tuerah, bahwa kondisi jembatan patah Ranoyapo kalau kita biarkan terus menerus seperti ini. Bukan tidak mungkin akan aman-aman. Dipastikan, bisa ada korban jiwa. Ini hanya prediksi saja, sebab melihat kondisi yang sebenarnya.
‘’Sebaiknya, Pemprov Sulut melalui instansi terkait supaya membongkar jembatan patah Ranoyapo tersebut. Jangan nanti setelah ada korban jiwa baru dilihat dampaknya. Jauh-jauh hari sebaiknya dilakukan. Memang, jembatan patah tersebut sebaiknya dijadikan lokasi obyek wisata. Tetapi, apakah itu akan memberikan kenyamanan,’’ tegas Tuerah.
“Maka dari itu, usulan ini disampaikan kepada Dinas PU Sulut. Jangan nanti sudah ada korban, baru dilakukan. Sebaiknya, jauh kedepan tanpa ada korban dilakukan pembongkaran.,” tambahnya.
Dari amatan beritamanado, kondisi jembatan patah Ranoyapo tak bisa dipercaya lagi. Kejadian (peristiwa, red) patah tahun 2000. Berarti, sudah sekitar 12 tahun lamanya kondisi seperti ini. Apakah kondisi patah tersebut masih bisa bertahan hingga sekarang. Kita lihat saja, apakah usulan Pemkab Minsel di Dinas PU Sulut akan membuahkan hasil. (and)