Ratahan – Memilukan nasib seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun anak dari pasangan Dance Damongilala dan Keke Gorung warga Desa Lobu Atas, Kecamatan Touluaan Minahasa Tenggara (Mitra). Meski telah berada di ruang isolasi RSUP Kandou Malalayang Manado selama sebulan lebih, namun bocah penderita gizi buruk ini tidak mendapat perawatan intensif dari pihak rumah sakit.
Memiriskan lagi, lantaran keterbatasan ekonomi bocah ini tak lagi mendapatkan transfusi darah, padahal itu sangat penting untuk mengembalikan kondisinya yang sangat memprihatinkan. Menariknya, menurut penuturan Marni Pongatung, keberadaan sang bocah seakan ditutup-tutupi pihak rumah sakit.
“Bayangkan saja so satu bulan lebeh di rumah sakit kong cuma ada kase-kase biar. Dorang kan kurang mampu seharusnya diberikan pelayanan kesehatan gratis bukan malah dibiarkan begitu saja,” beber Marni yang saat itu tak sengaja melihat korban di RSUP Kandou baru-baru ini.
Ia pun menyayangkan sikap pemerintah daerah baik itu melalui Puskesmas Touluaan dan Dinas Kesehatan Mitra yang terkesan pura-pura tak tahu dengan keberadaan bocah itu. “Seharusnya tim kesehatan pro aktif. Bukan sebaliknya berdiam diri seakan tak ada masalah yang tengah menimpah masyarakat. Apalagi rumah korban tak jauh dari rumah kepala Puskesmas Touluaan, masa tidak tahu soal ini,” semburnya. (rulan sandag)