Pintu masuk tertutup rapat, masyarakat kehilangan akses untuk melihat pembangunan gedung dewan (foto BeritaManado.com)
Manado – Sorotan tajam masyarakat terhadap pembangunan gedung DPRD Sulut yang baru di Kairagi, jalan raya Manado-Maumbi yang terkesan tertutup, ditanggapi bagian humas Benny Tenda. Menurut Benny Tenda, pembatasan akses bagi masyarakat untuk alasan keamanan dan keselamatan.
“Memang diatur seperti itu karena lokasi pembangunan bukan tempat wisata. Kami mengutamakan faktor keselamatan karena berbahaya jika masyarakat bebas masuk keluar kawasan proyek,” ujar Tenda melalui komunikasi handphone dengan BeritaManado.com, Sabtu.
Pun bagi wartawan yang ingin meliput lanjut mantan aktivis anti korupsi yang akrab disapa “Alo” ini, pihak pelaksana proyek tidak pernah membatasi.
“Tidak ada pembatasan apalagi menghalang-halangi, siapa saja boleh meliput asalkan ikut prosedur. Sekali lagi kami mengutamakan keselamatan karena berbahaya masuk kawasan proyek tanpa alat pengaman,” jelas Tenda.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan gedung DPRD Sulut di Kairagi tiram, kota Manado, telah menelan anggaran hampir Rp50 Milyar (jumlah sebenarnya sekitar Rp56 Milyar). Namun sayang hingga akhir 2015 dipastikan pembangunan gedung belum akan selesai.
Sangat disesalkan lagi pembangunan gedung yang sejak awal diduga sudah bermasalah ini terkesan sangat tertutup bagi masyarakat untuk mengetahui hasil pengerjaan bahkan untuk sekedar melihat.
Area pembangunan tertutup rapat oleh pagar seng, sangat berbeda dengan pembangunan gedung Kodam di Teling.
Seperti dialami beberapa wartawan yang tak diijinkan masuk untuk mengambil gambar dan melihat progres pembangunan gedung dewan. Bahkan oleh security yang berjaga mewajibkan jurnalis meminta ijin bagian kehumasan.
Anehnya, bagian humas yang dimaksud tidak berada di tempat dan tidak bisa dihubungi melalui handphone oleh security.
Maaf, sesuai aturan disini wartawan yang ingin meliput harus melapor dulu di bagian humas bapak Benny Tenda – Security
“Saat ini beliau lagi tidak berada di tempat. Atau boleh juga minta surat tugas dari pihak sekretariat DPRD di Sario,” tukas security itu kepada wartawan, Kamis (15/10/2015) lalu.
Sontak penolakan pihak pelaksana proyek melalui security yang menjaga sangat mengecewakan bahkan menimbulkan tanda tanya besar wartawan dan masyarakat.
Diduga ada ketidakberesan proyek pembangunan gedung vital ini sehingga akses bagi warga untuk melihat sengaja ditutupi.
“Patut diduga ada ketidakberesan disini. Masakkan pembangunan gedung yang memakan uang rakyat puluhan milyar tidak bisa dilihat oleh rakyat. Bandingkan dengan pembangunan gedung Kodam yang sudah selesai. Pembangunannya tak ditutup-tutupi, semua masyarakat bisa melihat,” tegas Mario, wartawan RRI. (jerrypalohoon)