Manado – Muncul disaat kampanye para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara sedang berjalan, Benny Mamoto disebut-sebut sebagai pemecah suara. Apalagi sosok yang satu ini dinilai sebagai lawan yang paling sepadan bagi kandidat yang lainnya.
Masyarakat pada umumnya lebih mengenal Bento (Benny Mamoto) sebagai interpol dan jabatan yang dipegangnya di Badan Intelijen Negara (BIN). Tapi bagi para seniman dan budayawan, Benny Mamoto adalah Tonaas Wangko, budayawan sejati asal Minahasa. Inilah yang membuat dukungan mereka jatuh kepada pasangan BeDa.
“Beliau adalah budayawan daerah Sulawesi Utara, jauh sebelum adanya pencalonan macam ini, jauh sebelum yang lain bicara tentang budaya. Jika yang lain boleh mendukung kawan sesama birokrat, sesama partai atau karena yang lainnya, maka kami yang hidup dengan budaya daerah tentu mendukung Tonaas Wangko, Benny Mamoto,” ujar Fekky Wowor, pimpinan Tim Tarian Daerah Kabasaran Paslaten, kepada BeritaManado.com ,Rabu (23/9/2015).
Meski maju sebagai calon Gubernur, masyarakat adat Minahasa tetap berharap bahwa budayawan Minahasa ini tidak akan melupakan nilai-nilai luhur yang selama ini dipegangnya.
“Kami optimis beliau akan maju hingga akhir. Untuk itu, kami pun berharap agar satu-satunya budayawan yang ada di pilgub ini untuk tidak sekalipun meninggalkan ajaran-ajaran leluhur. Jangan lupakan budayamu. Beliau adalah yang paling mampu untuk mengangkat dan melestarikan budaya daerah Sulaewesi Utara yang kini mulai hilang oleh karena perkembangan zaman. Harapan kami, ya Pak Benny tetaplah Tonaas Wangko yang selalu jadi teladan,” tegasnya. (srisuryapertama)