Manado, BeritaManado.com — Kasus COVID-19 di Sulut belum sampai puncak dalam artian masih akan ada penambahan jumlah pasien terkonfirmasi positif.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Epidemiologi, Prof. Dr. dr. Grace D Kandou, MKes saat menjadi narasumber pada Webinar COVID-19 yang digelar DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP), Sabtu (4/7/2020).
Menurut Grace D Kandou, angka positif di Sulut yang menyentuh 1192 kasus menandakan laju transmisi belum melambat.
“Kurva masih terus ‘naik gunung’. Jika sudah melandai ini baru trend menggembirakan,” terang Grace.
Sementara kata dia, Case Fatality Rate (CFR) atau kasus kematian di Sulut lebih besar dari nasional dengan persentase 7% berbanding 5%.
Begitu pula dengan positive rate yang mencapai 13% sementara nasional 11,7%.
“Bahkan Manado berada di urutan enam insiden kasus COVID-19 tertinggi se-Indonesia,” katanya.
Meski demikian, Sulut lebih unggul dalam efektivitas pelacakan sebaran COVID-19.
Grace menuturkan, tes yang dilakukan pemerintah mencakup 3.422 warga per 1.000.000 penduduk.
“Sedangkan nasional 1.939 per 1.000.000 penduduk,” jelasnya.
Grace juga membeberkan klasifikasi umur dan jenis kelamin penderita COVID-19.
Di Sulut, pasien positif lebih banyak laki-laki atau 52,3%.
Sementara kategori umur pasien yang dilaporkan meninggal dunia, terbanyak pada usia 46-59 tahun.
“Dan sembuh dominan mereka di usia 31-45 tahun,” ujarnya.
Ia menambahkan, jumlah kasus terkonfirmasi saat ini bagai fenomena gunung es.
Artinya, yang terlacak ibaratnya hanya puncak dari gunung es yang berada di laut.
“Apalagi dengan banyaknya orang tanpa gejala. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat menjalankan kepatuhan dan adaptasi menuju kehidupan normal baru,” tandasnya.
Webinar dengan topik ‘Risiko Penyebaran, Pencegahan, dan Harapan Pengobatan’ ini dipandu dr Roy GA Massie, MPH, PhD, Peneliti di Kemenkes RI dan host Ir. W. Donald R, Pokatong, MSc, PhD.
(Alfrits Semen)